Sebab, kata Pastika, bencana Gunung Agung telah berdampak luas bagi hampir ke seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali secara keseluruhn. Tak hanya dalam konteks persiapan logistik pengungsi belaka, namun juga di sektor pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

“Semua ini berdampak. Ekonomi yang paling terasa. Yang tadinya ada penghasilan, sekarang tidak ada penghasilan. Yang tadinya bisa bayar kredit, sekarang tidak bisa bayar kredit.. Yang tadinya bangunan berjalan, sekarang stop. Kalau bangunan stop, buruhnya juga harus stop,” tuturnya.

Belum lagi jika proyek pembangunan itu ternyata milik pemerintah. Hal itu akan berdampak pada mangkraknya proyek tersebut.

‎”Ini tahun anggaran sudah mau habis. Bagaimana status anggarannya. Urusan pengelolaan dana pemerintah ini tidak gampang. Ada peraturan-peraturan,” papar mantan Kapolda Bali itu.

Jika hingga tahap akhir proyek itu tidak kelar, maka akan kena pinalti. ‎”Duitnya harus kembali ke kas negara. Untuk mengusahakan datang lagi, nanti tahun depan anggaran perubahan baru bisa. Itu pun klau bisa masuk. Anggaran induk sudah tidak bisa, karena sudah distop di sini. Jadi panjang akibatnya. Mangkrak lah bangunan ini sampai nanti akhir tahun depan,” katanya.

“Jadi seperti itu akibatnya. Panjang ini.‎ Itu baru dari segi pemerintahan saja, runyam ini. Bukan hanya setoran kredit urusannya. Itu hanya salah satu sisi. Sisi lain, panjang. Karena apa, karena status awas, karena radiusnya sekian. Akibatnya 180 ribu masyarakat harus mengungsi. Ini yang harus kita pikirkan. Itulah yang harus kita managa,” tambah dia.

Laporan: Bobby Andalan

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid