BI akan mengumumkan cadangan devisa April 2018 pada 8 Mei 2018.

Selain devisa yang mencukupi, Agus mengatakan BI juga sedang memperkuat kerja sama dengan sesama kolega Bank Sentral di negara-negara lain untuk memperkuat ketahanan lapis kedua perekonomian (second line of defense) agar menjamin ketersediaan likuiditas valuta asing.

Saat ini, BI memiliki “second line of defense” dalam bentuk kemitraan bilateral untuk menjaga likuiditas valas melalui swap atau “billateral currency swap agreement (BCSA)” dan juga dalam cakupan mutilateral seperti “Chiang Mai Initiative Multilateralisation”.

“Kita juga punya hubungan dengan bank-bank sehtral mitra kerja kita untuk sama sama menjaga likuiditas,” ujarnya.

Agus kembali menekankan arah kebijakan moneter BI saat ini adalah membuka peluang untuk penyesuaian suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate jika tekanan terhadap rupiah terus berlanjut serta berpotensi menghambat pencapaian sasaran inflasi dan mengganggu stabilitas sistem keuangan.

“Rupiah memang ada tekanan di dua pekan terakhir karena tekanan ekonomi eskternal, tetapi begitu juga mata uang negara-negara lain. Pelemahan rupiah 0,88 persen sejak 1 hingga 26 April 2018 (month to date/mtd). Negara-negara lain melemah lebih dalam dari itu,” kata Agus.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid