Perry menuturkan potensi ysng diraup dari kenaikan ekspor kelapa sawit diperkirakan mencapai sekitar Rp4-5 miliar. “Sekitar 10 miliar dolar AS bisa didapatkan dari penerapan biodiesel itu. Defisit transaksi berjalan bisa lebih baik, ketahanan ekonomi juga bisa lebih kuat,” katanya.
Upaya menekan impor salah satunya dari komponen BBM merupakan kebijakan yang saat ini dilakukan melalui sinergi dengan pemerintah, BI dan instansi lainnya. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga defisit neraca transaksi berjalan tetap terkendai dan tidak melampaui 3 persen.
“Saat ini tidak masalah karena tidak melebihi tiga persen dari PDB tetapi karena zaman lagi gonjang-ganjing lebih baik kami antisipasi,” ucap Perry.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid