“Dengan pertumbuhan ekonomi Tiingkok melambat ya wajar permintaan ke komoditas agak melambat, tapi kita juga sudah bersyukur bahwa ekspor kita naik. Cuma, memang untuk menggenjot lebih tinggi lagi, kalau hanya bertumpu pada komoditas, agak susah,” katanya.
Menurut dia, ekspor dari sisi manufaktur dan juga sektor pariwisata perlu didorong sehingga dapat membantu perbaikan defisit transaksi berjalan.
“Selain mendorong ekspor untuk memperbaki CAD, mengurangi impor dan mendorong pariwisata. Pariwisata ini cepat bisa mendorong devisa sehingga bisa memperbaiki CAD,” ujar Perry.
Kendati demikian, lanjutnya, meskipun neraca perdagangan September membaik, dalam jangka pendek pada triwulan tiga, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) belum bisa menurun drastis dan kemungkinan ada kecenderungan lebih dibandiingkan triwulan kedua.
“Tetapi, pada tahun 2019 mengonfirmasi perkiraan kami CAD pada 2019 sekitar 2,5 persen. Kalau tahun ini kan tetap di bawah 3 persen, tetapi mengarah ke 3 persen. Di 2019 akan menjadi 2,5 persen,” kata Perry.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid