Jakarta, Aktual.com – Kerugian akibat putusnya listrik yang terjadi di Jakarta, hingga saat ini masih dikaji, namun pihak Pemerintah Provinsi memastikan pelayanan masih normal.
“Belum ada laporan soal kerugian itu, kita tunggu saja, namun secara umum fasilitas publik telah mulai pulih kembali,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin (5/8).
Anies menceritakan, sejak putusnya aliran listrik mulai Minggu siang sekitar pukul (11:50 WIB) hampir semua fasilitas publik mengalami gangguan termasuk Moda Raya Terpadu (MRT) dan ketersediaan air minum.
“MRT mulai normal kembali jam 20:00 WIB. Lalu air minum sempat terganggu karena pasokam listriknya,” ucap Anies.
Anies mengatakan karena pasokan listrik untuk pasokan air minum terganggu, pada Senin pagi tadi kapasitasnya sempat turun hingga 70 persen.
“Namun setelah dikomunikasikan dengan PLN, mereka memastikan pasokan listrik untuk air minum tidak terganggu dan sekitar pukul 10:00 WIB sudah kembali normal. Kegiatan yang lain, pemerintahan berjalan dengan baik dan gak ada gangguan hari ini, laporan masyarakat juga bisa tertangani dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu di lokasi lainnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Ricki Marojahan Mulia, mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan jumlah kerugian yang pasti akibat pemadaman listrik kemarin.
Menurutnya, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan pihak terkait lainnya dipanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membahas hal itu.
“Hari ini, kami sedang membuat laporan masing-masing. Kami kan ada di bawah asisten perekonomian, setiap SKPD terkait sedang membuat laporan bersama asisten perekonomian untuk dilaporkan kepada gubernur. Ini juga kami sedang menghitung kerugiannya,” ujar Ricki.
Pihaknya enggan menyebutkan angka nominal berapa kerugian kotor yang dialami warga Jakarta. Terlebih, katanya, data yang masuk ke Dinas Perindustrian dan Energi masih update terus. Dia memastikan, kompilasi kerugian itu akan disampaikan setelah rapat pimpinan dengan Gubernur DKI Jakarta.
“Dari kami mungkin berapa penggunaan genset yang terpakai, berapa bahan bakar yang dikeluarkan, biaya tidak langsung ini kan dihitung juga. Nanti dikompilasi di biro perekonomian,” tambahnya.
Kompensasi
Adapun pihak PLN menyatakan akan memberikan kompensasi bagi pelanggan yang terkena pemadaman.
“Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat ini sejumlah pembangkit listrik sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW” kata Plt Direktur Utama (Dirut) PLN Sripeni Inten Cahyani.
Menurutnya, kompensasi yang akan diberikan PLN atas pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah dilakukan sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan. Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment.
“Dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik ( Non Adjustment). Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya,” tegasnya.
Khusus untuk prabayar, lanjut Sripeni, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler. Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberi token berikutnya (prabayar). Saat ini, PLN sedang menghitung besaran kompensasi yang akan diberikan kepada konsumen.
“Kami mohon maaf untuk pemadaman yang terjadi, selain proses penormalan sistem, kami juga sedang menghitung kompensasi bagi para konsumen. Besaran kompensasi yang diterima dapat dilihat pada tagihan rekening atau bukti pembelian token untuk konsumen prabayar,” jelasnya.
Di sisi lain, tegasnya, khusus untuk pelanggan premium, PLN akan memberikan kompensasi sesuai Service level Agreement (SLA) yang telah ditandatangani bersama. Hingga Senin (5/8) pukul 12.00, pihaknya sudah menyalakan beberapa pembangkit listrik, yakni PLTU Suralaya 3 dan 8, Pembangkit Priok Blok 1-4, PEmbangkit Cilegon, Pembangkit Muara Karang, PLTP Salak, PLTA Saguling, PLTA Cirata, Pembangkit Muara Tawar, Pembangkit Indramayu, Pembangkit Cikarang, PLTA Jatiluhur, PLTP Jabar, serta total 23 Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) telah beroperasi.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan