Arsip foto - Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Grace Naledi Mandisa Pandor (kiri) bertemu Menlu RI Retno Marsudi (kanan) di sela-sela Pertemuan Menlu G20 (FMM) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/7/2022). (ANTARA/HO-Kemlu RI)

Johannesburg, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengaku mendapat sejumlah pesan ancaman sejak negaranya mengajukan gugatan kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

Dalam sebuah konferensi pers di Cape Town pada Kamis malam (8/2), Pandor mengungkapkan bahwa dia telah berbicara dengan Menteri Kepolisian Bheki Cele mengenai masalah tersebut.

“Saya berbicara dengan Menteri Cele karena berbagai pesan yang saya terima dan saya merasa lebih baik kita memiliki keamanan ekstra,” kata Pandor.

Pandor merasa lebih mengkhawatirkan keluarganya karena dalam beberapa pesan di media sosial, identitas anak-anaknya disebutkan.

Menurut Pandor, badan intelijen Israel menggunakan ancaman untuk mengintimidasi pihak-pihak yang menentang penindasan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

“Masyarakat dunia dan Palestina tidak mundur ketika negara apartheid (di Afrika Selatan) berada dalam kondisi terburuknya. Mereka mendukung kami dalam gerakan pembebasan. Jadi, kami tidak bisa mundur sekarang,” katanya.

“Kita harus bersama rakyat Palestina dan salah satu hal yang tidak boleh kita izinkan adalah gagalnya keberanian,” tutur Pandor, menegaskan.

Ini bukan kali pertama Pandor berbicara tentang ancaman yang dihadapinya dan keluarganya.

Pada bulan lalu, dalam sebuah konferensi pers di kantor pusatnya di Pretoria, Pandor mengungkapkan bahwa dia telah menerima ancaman dan pelecehan.

Dia juga menyebutkan bahwa beberapa orang menyebutnya sebagai anggota ISIS/Daesh dan penganut kelompok Hamas Palestina.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan