Para narasumber yang hadir sekaligus diundang, kata Nugroho, selama ini dikenal menjadi tokoh oposisi dan tokoh-tokoh kritis yang telah lantang bersuara mengkritik Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Para narasumber tersebut akan menyampaikan pikiran-pikiran sekaligus pendapatnya tentang kinerja pemerintah sekaligus memberikan masukkan konstruktif untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Prinsipnya ini negara demokrasi dan kita ingin membangun demokrasi yang sehat dan kritis. Fokus pembicaraan kami adalah masa depan bangsa Indonesia dan lebih fokus lagi pada politik menjelang Pilpres 2019 dan tentang kepemimpinan Indonesia ke depannya, terutama periode 2019-2024,” paparnya.
“Tidak hanya murni politik, kami juga akan membicarakan hal-ihwal yang terkait dengan politik ekonomi, politik hukum, politik pertahanan-keamanan dan lainnya dan rencananya ada deklarasi bersama,” terang dia.
FPR merupakan organisasi masyarakat yang resmi dan berbadan hukum telah dan akan berada di 34 provinsi dan 517 kabupaten/kota, terbuka untuk seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya rakyat biasa, FPR didukung oleh banyak tokoh nasional, tokoh bangsa dan negara, tokoh politik, ekonomi, sosial, budaya, mantan pejabat TNI dan Polri, mantan pejabat negara dan lainnya.
“FPR memiliki visi dan misi; Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat. FPR ingin pemimpin bangsa dan negara yang amanah, yang benar-benar membela rakyat, berjuang dan berkorban untuk rakyat. Ciri kepemimpinan yang semacam itu yang kita inginkan pada masa sekarang termasuk pemimpin baru nanti, periode 2019 – 2024,” pungkas Nugroho penuh harap.
Artikel ini ditulis oleh: