Jakarta, aktual.com – Setelah hidup enggan mati tak mau, kini rumah kedaulatan rakyat Guntur 49 bangkit kembali dengan sejumlah kegiatan. Di bawah naungan Yayasan Budaya Guntur 49, sejumlah kegiatan akan digelar kembali. Diskusi bulanan, latihan teater, pembacaan puisi dan training untuk penulisan puisi esai bagi siswa dan komunitas sastra di Jakarta.

Di Guntur 49 yang sudah rutin menggelar diskusi politik sejak tahun 1995 akan ditambah dengan kegiatan non politik. “Guntur 49 sebagai kantong kebudayaan, akan diisi kembali dengan kegiatan-kegiatan seni budaya,” kata Isti Nugroho, penanggung jawab rumah Guntur 49. Lebih lanjut Isti Nugroho yang sudah sejak 1995 bekerja dan bertempat tinggal di rumah milik pasangan suami istri Maria Ulfah Subadio, itu menambahkan bahwa rencana bulan Juli akan mementaskan dramatik reading, dengan judul The Jongos, karya Indra Tranggono yang di sutradara oleh Isti sendiri.

Selain rencana pementasan dramatik reading, pembacaan puisi dan pembacaan cerpen juga akan digelar beberapa jenis kesenian. Bekerja sama dengan kantong – kantong kesenian yang ada di Jakarta dan Karang Taruna.

Guntur 49 sebagai tempat pengembangan budaya modern yang sempat stagnan sejak Indonesia dilanda Covid-19, kini bertekad giat kembali.

Selain diskusi budaya, diskusi seni dan masalah – masalah sosial, Guntur 49 juga akan menyelenggarakan diskusi politik. Tapi bukan politik praktis. Lebih condong politik dilihat dari sudut saint. Political science lebih diketengah dari pada politik praktis. Pengembangan ilmu politik yang sedang relevan untuk generasi muda, akan menjadi topik – topik diskusi.

Isti Nugroho, lebih panjang memaparkan rencana kegiatan yang akan dilakukan bulan-bulan kedepan dan kini sedang mempersiapkan materi-materi diskusi. Dan juga materi-materi seni budaya, yang akan menjadi tema-tema diskusi.

Diskusi dengan generasi Z dan generasi milenial dalam perspektif edutement, edukasi dan intertament yang digemari generasi milenial akan dicoba didiskusikan dengan melibatkan anak-anak muda.

Kegiatan ekonomi yang sudah dibangun beberapa tahun yang lalu, seperti FURNITUR, jual beli motor, loundry dan cuci motor serta mobil, merupakan kegiatan yang bisa meringankan keberadaan rumah kedaulatan rakyat Guntur 49. Kegiatan FURNITUR yang dikomandoi oleh saudara Odik Rusdani sudah eksis sejak tahun 2010. Usaha itu selain bisa menciptakan lapangan kerja masyarakat di sekitarnya juga menjadi tempat keluarga Odik bergantung hidup.

Loundry yang bekerjasama dengan beberapa tempat usaha yang sejenis sedang akan tumbuh sehat sebagai sebuah usaha komersial. Dari keuntungan yang bisa dicapai usaha yang dikerjakan di Guntur 49, dari FURNITUR, cuci mobil dan motor hingga jual beli motor, bisa mensubsidi kegiatan yang dilakukan di Yayasan Budaya Guntur 49.

Hasil usaha ekonomi dari berbagai cabang usaha yang ada di G49, diharapkan bisa mengcover biaya operasional sehari-hari, dan memberi kontribusi pada kegiatan seni budaya dan politik di G49.

Langkah subsidi silang yang sejak lama dilakukan di guntur 49 itu akan terus digenjot agar kelak betul-betul bisa membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh para aktivis yang sekarang tinggal di g49.

Usaha yang terlihat hasilnya itu, bisa buat mendanai pembayaran listrik, pengelolaan Musollah Maria Ulfah dan biaya harian.

Kegiatan ekonomi menjadi sangat penting, tanpa kegiatan ekonomi yang bergembang niscaya kesenian dan kebudayaan bisa berjalan dengan baik.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano