Lumajang, Aktual.com – Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis (26/12).
Menurut laporan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru yang berada di Gunung Sawur, erupsi terjadi sebanyak empat kali antara pukul 00.00 hingga 09.00 WIB.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 04.58 WIB, berupa letusan asap dengan intensitas sedang yang mencapai ketinggian 600 meter dan mengarah ke utara.
Kemudian, pada pukul 05.27 WIB, kolom letusan terlihat dengan ketinggian 1.100 meter, yang juga mengarah ke utara.
Erupsi ketiga berlangsung pada pukul 06.19 WIB, menghasilkan letusan kolom abu setinggi 1.000 meter.
Letusan ini terdeteksi oleh seismograf dengan amplitudo 22 milimeter dan durasi 128 detik.
Erupsi terakhir terjadi pada pukul 08.34 WIB, meskipun tidak dapat terpantau secara visual karena gunung tertutup kabut.
Namun, seismograf berhasil mencatat letusan dengan amplitudo 22 milimeter dan durasi 127 detik.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 26 Desember 2024 pukul 05.27 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.100 meter di atas puncak,” ungkap petugas PPGA Semeru, Liswanto, dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, dalam 24 jam terakhir, yakni pada Rabu (25/12/2024) pukul 00.00-24.00 WIB, PPGA Semeru mencatat 64 kali erupsi dan satu kali awan panas.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyampaikan bahwa erupsi yang terjadi masih termasuk dalam kategori normal.
Saat ini, status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Yudhi juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tengara sepanjang Besuk Kobokan, yang berada dalam jarak 8 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat diminta untuk menghindari aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
“Dengan kondisi saat ini, di sekitar Gunung Semeru sering terjadi hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar. Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan