Silaturahmi capres Ganjar Pranowo ke Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi bertema "Sewelasan" di Berjan, Dusun IV, Lugosobo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Minggu (31/12/2023)
Silaturahmi capres Ganjar Pranowo ke Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi bertema "Sewelasan" di Berjan, Dusun IV, Lugosobo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Minggu (31/12/2023)

Purworejo, Aktual.com – Ulama asal Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen sangat mengapresiasi program unggulan yang dicanangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Salah satunya memberikan insentif atau honor kepada guru agama atau ngaji.

Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri silaturahmi capres Ganjar Pranowo ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi bertema “Sewelasan” di Berjan, Dusun IV, Lugosobo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Minggu (31/12/2023).

“Saya mewakili guru agama di Jawa Tengah bahkan Nusantara berterima kasih atas dimasukannya program prioritas insentif bagi guru agama,” ujar anak dari ulama kharismatik KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Pria yang akrab disapa Gus Yasin tersebut mengatakan guru agama perlu mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah. Dia melihat pasangan calon Ganjar-Mahfud punya komitmen akan hal tersebut.

“Bagaimanapun juga negara kita sering dikampanyekan untuk pembekalan karakter. Kalau kami melihat sekolah berbasis SD SMP SMA. Pembentukan karakter belum kuat ya. Itu bisa ditelurkan, diwujudkan kalau kita melibatkan guru agama,” ucapnya.

Gus Yasin yang juga pernah menjabat wakil gubenur Jawa Tengah mendampingi Ganjar Pranowo merasa senang karena programnya itu bisa dinasionalkan jika Ganjar-Mahfud menang dalam Pilpres 2024.

“Seperti di Jawa Tengah. Sehingga akhlak dan moral bisa tertata dengan baik. Kami memberikan apresiasi kepada mereka yang mengajarkan agama,” ujarnya.

Menurut Gus Yasin, Ganjar-Mahfud adalah pemimpin yang mau menerima aspirasi dan mendengarkan keluhan dari siapa pun.

“Pada acara ini, kami menegaskan bahwa pemimpin yang saat ini menurut pandangan saya, saya menemukan ada pemimpin yang mau mendengarkan mau menerima masukan,” ujarnya.

“Ganjar tidak langsung bilang ini ide saya, tapi ini masukan ide si A, si B sehingga itulah figur yang dibutuhkan, mengapresiasi dan mendengarkan,” ungkapnya setelah acara.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan