Sementara itu, salah seorang jemaah Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah bernama Ahmad Sukron mengatakan pasangan calon yang memiliki slogan Sat Set, Tas Tes ini sangat memahami problematika yang ada di masyarakat, khususnya nasib guru agama.
“Bicara sosok Pak Ganjar, bagi kami sebagai pemimpin yang berintegritas, dan punya semboyan Sat Set, Tas Tes itu adalah kunci untuk menjawab semua problematika dan permasalahan yang fundamental terkait ekonomi dan pendidikan,” ujarnya.
Program unggulan seperti pemberian insentif bagi guru agama dan guru ngaji ini menjadi solusi atas salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia. Sebab, peran ustaz, kiai, guru agama di kampung-kampung banyak berperan dalam mendidik kader bangsa, apalagi berbicara pendidikan moral.
“Itu sangat solutif sekali. Yang kami harapkan, Ganjar-Mahfud ini pemimpin yang bisa memberikan solusi bagi masyarakat. Saat menjabat gubernur Jawa Tengah dalam programnya, Ganjar memberikan insentif bagi guru ngaji atau guru agama,” ucapnya.
Sukron juga berharap pemerintah bisa terus bersinergi dengan tarekat-tarekat yang ada di Indonesia untuk mengawal pendidikan agama bagi rakyat Indonesia.
“Dia juga berharap pemerintah bisa terus bersinergi dengan tarekat yang berkembang di Indonesia,” tandasnya.
Diketahui, silaturahmi bertema Sewelasan itu dihadiri sekitar 60 kiai dan ribuan jemaah Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah.
Di antaranya, KH. Achmad Chalwani, Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah dan Pengasuh Pondok pesantren An-Nawawi, Gus Ahmad Sukron sebagai jemaah tarekat dan alumni Ponpes an-nawawi, KH Abdul Wahab Yahya sebagai pengasuh Ponpes almuhajirin 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Ahmad Muhaini, sebagai Badal Thoriqoh dan Ketua LPM IAI An-Nawawi.
Selain itu, sejumlah kiai yang sengaja datang dari Lirboyo, Bantul, Purwodadi, Kutoarjo, dan kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan