Jakarta, Aktual.com – Sekjen PBB, Antonio Guterres, mendesak respons global terhadap dampak perubahan iklim dan krisis pangan dalam debat Dewan Keamanan PBB. Guterres menyerukan aksi untuk membangun masa depan berkelanjutan, bebas dari kelaparan dan konflik.

Guterres menggambarkan situasi global yang suram, dengan krisis pangan dan perubahan iklim yang mematikan.

“Perut kosong memicu keresahan,” katanya, mengutip pepatah Portugal, menekankan korelasi langsung antara krisis dan perdamaian.

Sekjen PBB menyoroti dampak tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan, dengan lebih dari 174 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut pada 2022 akibat iklim dan konflik. Guterres memberikan contoh krisis kemanusiaan parah di Suriah, Myanmar, Gaza, Haiti, Ethiopia, dan Sahel.

Dalam seruannya untuk tindakan, Guterres merinci langkah-langkah kunci, termasuk kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional, pendanaan penuh untuk operasi kemanusiaan, resolusi konflik, kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), aksi iklim, dan intervensi keuangan yang tertarget.

Guterres menyimpulkan dengan pesan harapan, “Pesannya jelas: kita dapat memutus mata rantai kelaparan, kekacauan iklim, dan konflik yang mematikan. Serta meredakan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil