Jakarta, Aktual.com — Menjelang Hari Raya Kurban atau Iduladha 1436 Hijriah yang jatuh pada 24 September 2015, permintaan hewan kurban di Kabupaten Lampung Timur masih sepi pembeli, namun para pedagang tetap menjualnya dengan harga tinggi.

Umar, pedagang kambing di pasar kambing Way Jepara Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, Minggu (20/9), mengakui penjualan hewan ternak untuk kurban pada tahun ini tidak seramai tahun lalu.

Fendi yang juga menjajakan hewan kurban di pasar kambing Way Jepara dan telah lama menekuni bisnis penjualan ternak ini mengeluhkan sepinya para pembeli hewan kurban dari wilayah setempat dan dari luar daerah.

Menurut Fendi, pembelian hewan kurban saat ini turun hingga 60 persen.

Penjual ternak yang mengaku biasa memasok hewan ternak untuk kurban ke luar daerah Lampung mengatakan bahwa saat ini permintaan dari luar daerah sangat sepi.

“Sepinya permintaan tidak hanya dari wilayah Kecamatan Way Jepara dan sekitarnya, permintaan dari luar Provinsi Lampung seperti Jambi, Palembang, Padang, dan Jakarta serta Serang Banten pun hampir tidak ada,” katanya lagi.

Selain sepi pembeli, kata Fendi, pada tahun ini para pembeli hewan kurban di wilayahnya umumnya beralih memilih hewan kurban jenis kambing rambon yang berukuran sedang.

“Pembeli lebih banyak memilih jenis kambing rambon sebagai hewan kurban yang dihargai Rp1,8 juta sampai Rp1,9 juta per ekor,” katanya.

Menurutnya, kambing jenis rambon disukai pembeli karena harganya yang tidak terlalu mahal. “Para pembeli lebih banyak memilih jenis kambing rambon, karena pembeli menyesuaikan dengan kemampuan keuangan mereka,” kata Fendi.

Dia juga menyebutkan, saat ini untuk wilayah Kecamatan Way Jepara, kambing peranakan etawa atau kambing yang berukuran besar dijual dengan harga Rp2,8 juta hingga Rp3 juta per ekor.

Jamal, warga Desa Braja Luhur Kecamatan Braja Selebah, pedagang sapi yang biasa melayani pesanan di wilayah Kabupaten Lampung Timur yang hendak berkurban sapi menyebutkan, saat ini harga sapi untuk kurban di daerahnya mencapai Rp25 juta per ekor, sedangkan untuk sapi jantan berukuran sedang harganya mencapai Rp14 juta per ekor.

“Sapi jantan dengan harga Rp25 juta per ekor itu bisa menghasilkan daging sebanyak 170 kilogram, sedangkan sapi jantan dengan harga Rp14 juta per ekor itu bisa ke luar dagingnya 100 kilogram,” katanya lagi.

Tapi, menurutnya, saat ini di wilayahnya juga masih sepi dari pencari hewan untuk kurban itu.

Ternyata sepinya penjualan hewan ternak untuk korban yang dikeluhkan para pedagang tidak hanya terjadi di Kabupaten Lampung Timur, di Kabupaten Mesuji, menjelang Iduladha 1436 Hijriah, peternak dan pedagang sapi dan kambing di Kabupaten ini yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan juga mengeluhkan masih sepinya pembeli.

Puja, seorang penjual sapi di Simpangpematang, Mesuji, Sabtu (19/9), mengatakan, dari 12 ekor sapi dan 20 ekor kambing miliknya, hingga saat ini baru satu ekor yang terjual.

“Pada tahun lalu, ternak saya sudah laris terjual jauh hari sebelum Idul Adha,” kata Puja yang mengaku mengandalkan usaha penjualan ternak sapi ini.

Menurutnya, biasanya pada setiap tahun, satu bulan menjelang Idul Adha, para pedagang hewan ternak mulai survei harga di kalangan peternak setempat, bahkan ada yang langsung transaksi dalam jumlah tertentu.

“Beternak sapi perlu biaya besar dan waktu lama, tidak setiap hari lancar penjualannya. Biasanya penjualan saat menjelang Hari Raya Haji ini yang diharapkan meraih untung,” kata Ali, penjual ternak di Mesuji itu pula.

Pedagang ternak lain, Sugiran, mengungkapakan ternak kambing lebih diminati masyarakat Mesuji dibanding sapi untuk dijadikan hewan kurban.

Biaya untuk memenuhi keperluan rumah tangga diduga menjadi salah satu alasan masyarakat lebih memilih kambing dibanding sapi untuk berkurban tahun ini.

“Harga kambing tersedia pada kisaran Rp1,8 juta hingga Rp3 juta per ekor,” kata Somat, salah satu peternak kambing di Mesuji.

Dedi, yang mengaku setiap tahun membuka lapak penjualan kambing dan sapi di lokasi itu, menyatakan kambing yang dijualnya masih belum ramai diminati pembeli.

Menurut dia, penjualan hewan kurban ini masih belum bisa diprediksi. Biasanya, kata dia, pembeli ramai saat mendekati Idul Kurban.

Tapi dia belum dapat memastikan, apakah kondisi penjualan tahun ini akan sama dengan tahun sebelumnya, mengingat keadaan ekonomi saat ini sedang sulit. “Kendalanya juga karena kemarau, sehingga petani banyak yang gagal panen,” ujarnya lagi.

Dedi juga mengeluhkan kesulitan mendapat pasokan rumput segar untuk pakan kambing dan sapinya, sehingga dia harus mengupah orang untuk mendapatkan rumput segar karena lokasinya jauh.

Meski begitu, dia tetap menjual kambingnya dengan harga standar, antara Rp1,8 juta hingga Rp3 juta per ekor tergantung dari ukuran kambing.

Artikel ini ditulis oleh: