Ratusan massa yang tergabung dalam GNPF MUI melakukan shalat Zuhur berjamaah di depan Gedung Kementan, Jakarta, Senin (13/2/2017). Dalam sidang ke-10 kasus penitasan agama tersebut Jaksa Penuntut Umum rencananya menghadirkan 4 saksi ahli. AKTUAL/Munzir
Ratusan massa yang tergabung dalam GNPF MUI melakukan shalat Zuhur berjamaah di depan Gedung Kementan, Jakarta, Senin (13/2/2017). Dalam sidang ke-10 kasus penitasan agama tersebut Jaksa Penuntut Umum rencananya menghadirkan 4 saksi ahli. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab menjadi saksi ahli pertama yang dimintai keterangan dalam sidang penistaan agama ke-12 dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Guna memberi dukungan, massa dari GNPF-MUI memadati lokasi persidangan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. Berdasarkan pengakuan pengacara ACTA Kapitra Ampera, seluruh pengurus GNPF MUI dan tim advokasi menghadiri sidang penista agama.

“Seluruh pengurus GNPF dan tim advokasi datang ke sini untuk memberikan support kepada Habib Rizieq yang reprentasi dari masyarakat muslim untuk memberikan kesaksian ahli dalam sidang penodaan agama Islam,” ujar Kapitra di lokasi, Selasa (28/2).

Tak ada persiapan khusus yang disiapkan Habib Rizieq dalam pemeriksaan hari ini. “Persiapan mengalir saja tidak ada persiapan apa-apa. Habib Rizieq bawa otaknya. Dia orang yang berkualitas.”

Sementara itu terkait tim penasihat hukum terdakwa Ahok yang kerap menolak saksi yang dihadirkan JPU, Kapitra menilai itu hanyalah strategi menghancurkan mental (mental breakdown) yang kerap dilakukan kubu Ahok.

“Itu mental break down, itu strategi aja dan tidak menentukan karena yang menentukan majelis hakim dan saksi ahli ini kebutuhan dari JPU yang membuktikan dakwaan. JPU kan berkewajiban membuktikan dakwaannya karena Ahok telah didakwa oleh JPU dan JPU berkewajiban membuktikan.”

“Tidak ada sama sekali kekhawatiran kenapa kita harus khawatir kita kan representasi dari masyarakat muslim. Kan dari pada 7 juta masyarakat muslim datang lebih baik kami mewakili sehingga kita bisa sampaikan ke umat bahwa persidangan berjalan dengan adik dan transparan.”

GNPF, kata dia, tidak memiliki basis pendukung, yang ada umat muslim yang ternodai dan datang memberikan apresiasi perjuangan GNPF. “Saya tidak tahu itu. Pasukan ini bukan tentara polisi. Kita hanya punya moralitas intelektualitas peradaban dan perdamaian.” [M Zhacky Kusumo]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu