Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (tengah), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) memberikan keterangan pers hasil sidang kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6). Rapat tersebut membahas soal kebijakan pembangunan kelautan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Upaya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya (Menko Maritim dan Suberdaya), Rizal Ramli memperkuat posisi keamanan dan kedaulatan wilayah terluar Indonesia di Kepulauan Natuna dengan meningkatkan aktifitas pengembangan industri secara terpadu.

Menurut pria yang dikenal dengan jurus Rajawali Ngepret itu, kedaulatan Indonesia di Nantuna yang langsung bersentuhan dengan Laut China Selatan harus diperkuat tidak hanya melalui kemampuan militer, namun juga harus mendorong kemakmuran daerah itu.

Untuk diketahui bahwa Laut China Selatan sedang dalam ketegangan yang melibatkan beberapa negara, ketegangan ini dipicu klaim wilayah yang dilakukan oleh negara Tirai Bambu.

“Selain memperkuat keamanan dan pertahanan kapasitas militer kita, kita juga akan kembangkan sektor industri perikanan dan pariwisata disana,” kata Rizal di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Rabu (13/7).

Dia melanjutkan, walaupun secara hukum posisi kepemilikan Indonesia di perairan Natuna sudah sangat kuat, namun dengan mengoperasikan wilayah itu melalui pengembangan pusat perdagangan industri ikan terbesar di Asia Tenggara akan semakin memperkuat pengakuan kedaulatan Indonesia atas wilayah Natuna.

Tidak hanya itu, diproyeksikan pembangunan kawasan wisata bertaraf internasional semakin mendorong percepatan pembangunan wilayah Natuna.

“Pantai di Natuna itu indah sekali. Pasirnya putih dan pemandangannya bagus sekali. Kita akan kembangkan destinasi tourism disana dan kita sudah bicara denga investor asal Prancis,” tandasnya Rizal. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka