Labuan Bajo, Aktual.com – Akhir-akhir ini pembicaraan tentang lingkungan sudah menjadi sorotan dalam setiap diskusi-diskusi pemerhati lingkungan. Salah satu hal yang disoroti ialah keberadaan sampah pembalut sekali pakai disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan. Pasalnya, pembalut sekali pakai yang sudah digunakan akan dibuang dan berakhir di TPA.
Dalam perjalanan waktu, pembalut sekali pakai akan mengeluarkan gas metana yang berakibat pada pencemaran lingkungan. Metana adalah salah satu unsur dalam gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan bumi, dan akan menyebabkan dampak pemanasan lebih jauh karena kekuatan metana 25 kali lipat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan karbon dioksida.
Hal ini terjadi karena sampah pembalut sekali pakai yang terbuat dari bahan plastik sulit teruari. Di dalamnya terkandung pemutih yang digunakan pada bantalannya, yang dapat mencemari tanah dan air.
Diketahui bahwa pembalut sekali pakai merupakan produk yang banyak digunakan perempuan di seluruh dunia terutama usia subur. Anggap saja wanita menggunakan 3-4 pembalut sekali pakai dalam sehari, lalu kalikan dengan lama periode menstruasi.
“Jika dihitung-hitung, setiap orang menggunakan 300 pembalut sekali pakai dalam setahun. Kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk perempuan usia subur,” ungkap Margaretha Subekti, pegiat lingkungan dalam kegiatan Lokakaria Hak Kesehatan Perempuan dan Lingkungan Bagi Pemangku Kebijakan, pada Kamis (10/06).
Hadir dalam lokakarya ini PKK Kab. Manggarai Barat, Dinas Kesehatan, Yayasan Kita Juga (Sankita), Persatuan Penyandang Disabilitas (PPD), Komunitas Menstruasi Sehat (KOMAT), Direktur Politeknik eLBajo Commodus, Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), DisKominfo, Disperindagkop, MUI, GMIT, Dinas P2KBP3A, Flores Pos, Victory News, Humas Protokol, Pimpinan Setda, Swiss Contact Sustour, WWF, KSU Sampah Komodo, Handicap International (HI), Cis Timor, dan Sahabat Remaja Manggarai Barat (SMART),
Kepada 20 peserta yang hadir dari berbagai instansi, sebuah video tentang sampah pembalut sekali pakai dipertontonkan. Dalam video itu, ada 7,7 miliar sampah pembalut sekali pakai yang dihasilkan perempuan subur Indonesia per tahunnya.
Dampak Bagi Kesehatan
Selain mencemarkan lingkungan, pembalut sekali pakai memberi dampak negatif bagi kesehatan manusia terutama alat reproduksi perempuan. Hasil riset menemukan adanya kandungan aseton dan beberapa zat kimia berbahaya lainnya. Misalnya saja, styrene, yang dikategorikan Organisasi Kesehatan Dunia (PBB) sebagai bahan kimia karsinogen pemicu kanker.
Ada pula chloromethane yang disebut bisa menimbulkan efek negatif pada sistem saraf. Terakhir adalah ethyl chloride yang mampu menimbulkan gangguan otot dalam paparan konsentrasi tinggi.
Untuk mengatasi masalah sampah pembalut sekali pakai, ada banyak cara yang dilakukan. Pertama, membakar di tempat pembuangan akhir. Cara ini kurang efektif, karena yang menghasilkan dioksin yang dapat meracuni tubuh manusia–merusak fungsi organ dan sistem tubuh. Kedua, penggunaan pembalut yang ramah lingkungan dan kesehatan.
Perfect Fit Ramah Lingkungan
Cara aman untuk mengatasi masalah lingkungan dan kesehatan ini adalah beralih dari pembalut sekali pakai menjadi pembalut kain, Perfect Fit atau cawan menstruasi (menstrual cup).
Produk Perfect Fit yang sudah hadir di Labuan Bajo merupakan pembalut cuci ulang yang memberikan pilihan hemat dan pintar untuk perempuan ketika menstruasi. Pembalut ini terdiri dari kain yang aman dan nyaman bagi tubuh perempuan.
Pembalut berbahan kain ini dapat digunakan berkali-kali dan tentunya menghemat biaya. Pembalut Perfect Fit terbuat dari kain Dry Fit yang dapat menjaga permukaan pembalut agar kering. Kain peyerap (fleece) untuk menampung darah menstruasi. Kain anti air berfungsi untuk mencegah kebocoran. Kain paling luar bercorak batik membuat masa menstruasi menjadi menyenangkan. Sekali beli, dapat digunakan bertahun-tahun tanpa menghasilkan sampah pembalut.
(Florianus Jefrinus Dain)
Artikel ini ditulis oleh:
Nusantara Network