Sandiaga Uno bersama Ustadz Abdul Somad dalam acara prosesi 'Tepuk Tepung Tawar' di Pekanbaru, Riau. AKTUAL/ISTIMEWA

Pekanbaru, Aktual.com – Ustaz Abdul Somad memberikan pantun nasehat kepada Sandiaga Salahuddin Uno saat prosesi adat “Tepuk Tepung Tawar” di Balat Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Selasa (4/9) sore.

“Manusia boleh buat tipu daya, Apalah susah bermain kata, apalagi bermain citra. Tapi ada yang maha kuasa, bila dia berkehendak semua nyata. Detak jantungmu dalam kuasanya, bila Dia katakan kun kaupun sirna,” ujarnya yang bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara ini.

Pantun darinya juga mengangkat masalah pekerja Indonesia yang berada di luar negeri. Bunyinya “Pahlawan devisa negara meninggalkan sanak saudara, hanya mencari pelepas dahaga. Negeri kaya tiada terkira, mengapa tiada dibina serta. Akhirnya apa yang terkata, menjadi kuli di rumah saudara, mereka tiada hina.”

Tidak hanya pantun serius, ustadz yang sering disapa UAS ini juga memberikan pantun jenaka. Dia mengatakan “Anambas di tengah samudera, pipa gas di pelupuk mata. Untaian zamrud khatulistiwa, budak melayu duduk menyapa. HP mahal tiada berguna tak ada signal kata mereka.” Pantun jenaka lainnya diungkapkannya membalas Ketua Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Riau, Syahril Abu Bakar. Sebelumnya Syahril mengibaratkan UAS dan Sandiaga Uno bagaikan mentari dan rembulan.

“Kata Datuk Syahril Abu Bakar, dia dikirimkan mentari dan bulan purnama.

Entah siapa mentari siapa purnama, akulah agaknya purnama karena gelap gulita,” sebutnya diiringi derai tawa pendengar.

Lebih lanjut UAS memberi pantun nasehat kepada Sandiaga Uno tentang amanah yang diberikan Tuhan. Diungkapkannya pantun berbunyi “Kalau mentari duduk di istana tentulah kaki akan melangkah. Kalau Allah titipkan kuasa, jangan angkuh semena-mena. Kalau Allah titipkan kuasa kaya dan miskin dipandang sama. Kalau Allah tutipkan kuasa, cerdik mulia bodoh dibina. Kalau Allah titipkan kuasa jangan asyik bersolek rupa. Kalau Allah titipkan kuasa padi disemai dipetik serta. Kalau Allah titip kuasa bagilah minyak itu merata-rata”.

Prosesi tepuk tepung tawar tersebut dihadiri Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Datuk Al Azhar, Ketua DPH LAM Datuk Syahril Abu Bakar, dua Mantan Gubernur Riau Saleh Djasit dan Wan Abu Bakar. Ada juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani dan Anggota DPR RI asal Riau Eddy Tanjung dan Sayyed Abu Bakar.

Dalam prosesi ini Sandiaga Uno duduk di bangku layaknya pelaminan yang kemudian diolesi telapak tangannya dengan bedak ramuan. Kemudian Sandi ditabur oleh masing-masing datuk tersebut termasuk Ustaz Abdul Somad.

Sebelum memasuki kantor LAM, Sandiaga diarak sejumlah tokoh masyarakat Riau. Pria kelahiran 1969 di Pekanbaru itu tampak mengenakan pakaian adat Melayu Riau dengan warna merah marun dengan motif bunga-bunga dan kain selempang berwarna kuning dan tanjak berwarna hitam. Kain songket juga melekat yang dikenakan dari pinggang hingga ke lutut.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan