Luhut Binsar Panjaitan

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, skema pendanaan campuran atau “blended finance” bisa diterapkan di berbagai pembangunan jangka panjang.

“Pemerintah Indonesia sedang membidik dana non-pemerintah untuk membiayai berbagai proyek pembangunan terutama proyek jangka panjang, salah satunya skema ‘blended finance’,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (23/1).

Luhut menghadiri Roundtable Discussion dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss, Senin (22/1), waktu setempat.

Menurut mantan Menko Polhukam itu, model tersebut bisa digunakan untuk membiayai beberapa proyek yang sudah ada seperti kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang saat ini juga sedang dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia.

“Blended finance” adalah pembiayaan yang berasal dari dana kedermawanan yang dihimpun masyarakat yang dijadikan sebagai modal swasta untuk investasi jangka panjang.

Diskusi yang membahas upaya Indonesia dalam mengimplementasikan target “Sustainable Development Goals” (SDGs) itu diikuti oleh lebih dari 20 orang dari kalangan kepala pemerintahan, pengusaha, eksekutif perusahaan multinasional dan pegiat filantropi dari mancanegara.

Pada acara yang antara lain dihadiri juga oleh Perdana Menteri Luxembourg Xaxier Bettel, Rektor Tsinghua University Qiu Yong, Ketua New Climate Economy Steering Group Jeremy Oppenheim serta beberapa tokoh filantropis Eropa, Luhut menjelaskan tentang situasi terkini di Indonesia terutama di bidang ekonomi.

Capaian ekonomi Indonesia diantaranya penilaian Bank Dunia yang menyebut Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi. Lembaga pemeringkat S&P juga meningkatkan “rating” Indonesia untuk kategori serupa.

“Sustainable Development Goals” (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah target pembangunan yang dirancang dan dilakukan oleh negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia.

SDGs berisikan satu set tujuan yang berisi 17 tujuan pembangunan dan 169 target, dicanangkan 2016 dan berakhir pada 2030 guna mendorong pembangunan berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.

Perdana Menteri Bettel menyambut baik inisiatif Menko Luhut ini dan menilai pembiayaan “blended finance” cocok untuk pembiayaan program-program berwawasan lingkungan seperti sumber energi alternatif.

Terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank di Bali pada Oktober mendatang.

“Kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam membangun Bali menjelang pertemuan tersebut,” undang Luhut kepada peserta diskusi.

Meski belum meraih pendanaan dengan skema “blended finance”, Luhut menyebut Indonesia telah mendapat suntikan dana sebesar 3 miliar dolar AS dari negara-negara Uni Eropa untuk proyek pengelolaan sampah.

Pada akhir diskusi, Luhut berterima kasih kepada para peserta dan mengaku senang akan antusiasme peserta untuk berpartisipasi membantu Indonesia mengimplementasikan tujuan dan target SDG’s.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara