Jakarta, aktual.com – Saksi fakta Hairul Anas Suaidi mengejutkan sidang sengketa pilpres Mahkamah Konstitusi pada Kamis dini hari (20/6). Anas mengaku pernah mengikuti pelatihan saksi TKN 01 yang menurutnya mencederai demokrasi.
Hairul Anas Suaidi adalah caleg PBB pimpinan Yusril Ihza Mahendra, yang menjadi salah satu partai pendukung pasangan 01. Sebagai caleg, Anas diutus partainya mengikuti pelatihan saksi yang dilaksanakan oleh TKN 01.
Anas menyentak lantai sidang karena membocorkan materi sensitif pada pelatihan tersebut. Salah satu materi yang beliau paparkan adalah materi berjudul “Kecurangan adalah Bagian Demokrasi” yang dibawakan oleh Moeldoko.
Materi tersebut mengusik idealisme dirinya dan beberapa teman-temannya. “Materi ini menjadi bahan pembicaraan kami hingga di kamar,” jelas Anas.
Materi lain yang dibuka Anas antara lain tentang strategi mengajak masyarakat menjadi golput untuk memenangkan paslon 01 Jokowi Ma’aruf.
“Menurut saya ini tidak benar Yang Mulia. Kita malah mengajak orang untuk golput,” papar Anas kepada majelis hakim, seperti dikutip dari SatuNusaNews di Jakarta, Kamis.
Hairul Anas juga mengatakan adanya kalimat-kalimat yang tidak pantas seperti aparat tidak boleh netral.
“Aparat itu tidak boleh netral. Kalau aparat netral, buat apa?” Anas mengutip kalimat dari salah satu pemateri mengenai netralitas aparat negara. Kalimat tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pelatihan yang diikuti Hairul Anas Suaidi adalah Training of Trainer untuk para trainer saksi Jokowi – Ma’aruf pada tanggal 20-21 Januari 2019.
Nama Hairul Anas Suaidi mencuat usai dia tampil di depan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dan presentasi soal ‘robot’ pemantau Situng KPU.
Presentasi Hairul Anas Suaidi itu disampaikan saat simposium ‘Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019’ di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5). Simposium yang diadakan BPN Prabowo-Sandi itu juga dihadiri sejumlah tokoh seperti Amien Rais dan Rizal Ramli.
Hairul Anas Suaidi kemudian bergabung ke Tim IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Anas bergabung setelah melihat ketidak beresan situng KPU.
Anas kemudian menciptakan ‘robot’ yang mampu merekam tampilan layar situng KPU menit demi menit. Dengan rekaman tersebut, Tim IT BPN akan dapat menemukan bila KPU melakukan hasil perhitungan yang mencurigakan.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin