Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memasuki ruang sidang untuk menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara, Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (4/4). Sidang ke-17 tersebut beragendakan pemeriksaan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama. ANTARA FOTO/Gilang Praja/hma/ama/17

Jakarta, Aktual.com – Sidang lanjutan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan agenda pemeriksaan terdakwa dan barang bukti digelar di Auditorium Kementrian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).

Dalam sidang ke-17 kali ini, video rekaman pidato Ahok diputar dihadapan majelis hakim. Persidangan dimulai dengan pemeriksaan barang bukti, baik yang dihadirkan JPU maupun pengacara terdakwa.

Dalam agenda pemeriksaan terdakwa, Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto menanyakan ihwal hubungan antara budidaya ikan kerapu dengan surah Al-Maidah ayat 51 dalam pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 lalu.

“Maksudnya saudara itu apa? Ikan dengan (surat) Al-Maidah itu apa hubungannya?” tanya Dwiarso kepada Ahok di persidangan.

Mendengar pertanyaan hakim, Ahok lantas berdalih bahwa mengutip surat Al-Maidah lantaran saat dirinya berpidato, seperti tidak mendapatkan tanggapan dari para ibu yang hadir dalam sosialisasi tersebut.

Calon petahana Gubernur DKI Jakarta itu merasa ibu-ibu tidak antusias. Padahal, dia mengklaim program yang sedang ditawarkan sangatlah menarik.

“Saya sampaikan berkali-kali keuntungan program ini, tapi warga kurang respons. Saya tebak-tebak, apakah karena uang. Terlintas ini angan-jangan kayak di Belitung, orang polos, karena dia pikir dalam Pilkada, harus bayar budi nih kalau milih program,” kata Ahok.

Atas pemikiran tersebut, Ahok langsung mengira-ngira kurang responnya warga sama seperti kejadian di Belitung. Padahal, ia ingin sekali warga mengambil program yang diklaimnya menguntungkan.

Lantas majelis kembali mencecar Ahok. “Saudara katakan, jangan-jangan seperti di Belitung, apa itu? (tentang) panen Kerapu juga?

Kata Ahok menjawab hakim, “bukan, selebaran menolak saya menjadi gubernur”

“Ya ini hubungannya apa? saudara di sini ini (Kepulauan Seribu) bukan kampanye Pilkada. Sedangkan di Belitung peristiwa Pilkada 2007 masalah Al Maidah itu. Gimana sambungkan di pikiran saudara itu?” tanya Dwiarso lagi.

Ahok pun kembali berkelit dengan menjelasakan kalau pulau Belitung sangatlah kecil, sehingga antar warga kenal satu sama lain.

Bahkan, lanjut Ahok, pernah ada seorang warga disana yang suka dengan program Ahok, namun tak bisa memilih Ahok lantaran berbeda agama.

“Dia bilang ‘Mohon maaf Hok, ibu gak pilih kamu’, kenapa saya tanya, ‘Ibu takut murtad, meninggalkan agama ibu’,” ucap Ahok.

(Fadlan Syam Butho)

Artikel ini ditulis oleh: