Jakarta, Aktual.com – Lewat laporan intelijen, Amerika Serikat (AS) mengungkap bagaimana Hamas melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.400 orang. Menurut intelijen AS, serangan itu sudah lama direncanakan sebelumnya oleh Hamas.
Laporan itu juga membeberkan bagaimana cara kelompok militan Palestina ini menyerang tanpa terdeteksi oleh AS maupun pihak Israel, yang terkenal dengan agen intelijennya yang hebat.
Hamas menghindari teknologi modern yang ada sekarang untuk berkomunikasi dan memilih cara cerdik yakni menggunakan cara kuno untuk menyebarkan informasi rencana hamas ini sangat efektif untuk merancang strategi hamas dalam peperangan.
Hamas berkomunikasi melalui jaringan telepon kabel yang dibangun di dalam sebuah terowongan di bawah Gaza. Komunikasi tersebut tidak terdeteksi oleh intelijen AS dan Israel.
Selama dua tahun para pejuang Hamas melakukan komunikasi dengan cara kuno seperti itu. Dalam kurun waktu tersebut, perencanaan operasi dibuat dan komunikasi dilakukan sambil menghubungi ratusan anggotanya.
Sama sekali tidak ada pergerakan selama periode Hamas merencanakan operasi, hingga akhirnya serangan mematikan dilakukan pada Sabtu 7 Oktober 2023, yang menjadi serangan terbesar Hamas ke Israel dalam sejarah konflik ini.
Selain itu, laporan juga menyebut Hamas berhasil lolos dari deteksi AS dan Israel, karena memilih tidak memakai komputer atau ponsel. Para anggota Hamas hanya berkomunikasi pada area-area yang telah ditentukan.
“Tidak banyak diskusi dan bolak-balik serta koordinasi di luar area terdekat,” ujar salah satu sumber, dilansir CNN, dikutip Sabtu (4/11).
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS menolak berkomentar mengenai cara Hamas mengelabui mereka sebelum serangan 7 Oktober lalu, Kedutaan Besar Israel di Washington juga enggan menanggapi laporan tersebut.
Peringatan strategis sebenarnya telah diperoleh pihak intelijen AS dan Israel, tapi keduanya tidak dapat mengantisipasi serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Hamas membangun terowongan di Gaza selama lima belas tahun terakhir. Israel Defense Forces (IDF) menyebut terowongan itu sebagai ‘metro Gaza’.
Berdasarkan informasi, terowongan yang dibuat Hamas berbentuk labirin yang luas, yang di dalamnya menjadi tempat penyimpanan roket, amunisi, dan lokasi para militan bergerak tanpa diketahui musuh.
IDF menyatakan bahwa ‘metro Gaza’ merupakan tempat pusat komando Hamas dan juga kendali penting sebelum Hamas bergerak.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi