Pejuang Hamas. (ANTARA/Anadolu/py)

Kota Gaza, aktual.com – Hamas menuduh Amerika Serikat (AS) terlibat dalam serangan mematikan Israel terhadap pejabat dan negosiatornya di Qatar. Hamas menyebut serangan Tel Aviv itu sebagai “pembunuhan terhadap seluruh proses negosiasi.”

Kelompok yang menguasai Jalur Gaza tersebut menilai serangan Israel di Qatar bertujuan menggagalkan upaya perundingan gencatan senjata Gaza yang sempat dilanjutkan beberapa pekan terakhir.

Serangan udara Israel pada Selasa (9/9) waktu setempat, yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Qatar, menghentikan proses negosiasi dan mengguncang kawasan yang selama ini relatif aman.

“Kejahatan ini adalah … pembunuhan terhadap seluruh proses negosiasi dan penargetan yang disengaja terhadap peran saudara-saudara kita yang melakukan mediasi di Qatar dan Mesir,” kata pejabat Hamas, Fawzi Barhoum, seperti dikutip AFP dan Al Arabiya, Jumat (12/9/2025).

Barhoum juga menuding AS sebagai “kaki tangan penuh” dalam serangan yang menargetkan para pejabat Hamas tersebut.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump tidak menyetujui keputusan Israel menyerang wilayah Qatar. Trump mengaku tidak diberitahu lebih awal dan sempat memerintahkan utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, agar memperingatkan Qatar, namun serangan sudah terlanjur dilakukan.

Militer Israel mengklaim serangan ditujukan kepada para pemimpin senior Hamas di Doha. Namun Hamas menyebut pejabat tingginya selamat, meski lima anggotanya tewas, termasuk Hamam, putra negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya; Jihad Labad, direktur kantor al-Hayya; serta tiga pengawal Hamas, Ahmad Mamlouk, Abdallah Abdelwahd, dan Mumen Hassoun.

Otoritas Qatar menambahkan seorang kopral militer, Badr Saad Mohammed al-Humaidi al-Dosari, juga menjadi korban tewas. Istri, menantu, dan cucu-cucu Khalil al-Hayya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam wawancara dengan CNN, mengaku tidak bisa memastikan kondisi al-Hayya pascaserangan. Sosoknya tidak tampak saat pemakaman korban, termasuk putranya, yang digelar di Doha dengan pengamanan ketat.

Tayangan televisi lokal memperlihatkan satu peti mati berbalut bendera nasional Qatar dan lima lainnya dengan bendera Palestina. Kementerian Dalam Negeri Qatar menyatakan jenazah para korban dimakamkan di Pemakaman Mesaimeer usai salat jenazah di Masjid Sheikh Mohammed bin Abdul Wahhab.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain