Aceh Utara, Aktual.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara melaporkan temuan sekitar 995 orang Anak Balita mengalami masalah kekurangan gizi atau Global Acute Malnutrition.
Hal itu berdasarkan data yang dikumpulkan oleh masing-masing Puskesmas di 32 Kecamatan saat menjalankan program pemberantasan kasus Stunting yang sedang dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Saat ini 995 Anak tersebut sedang dalam pengawasan tenaga kesehatan di 32 Puskesmas karena angka tersebut temuan dari semua kecamatan. Namun belum gizi buruk, tapi hanya baru kekurangan gizi. Artinya masih bisa ditangani,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri di Aceh Utara, Selasa (9/3).
Penanganan yang dilakukan terhadap 995 anak Balita kekurangan gizi itu yakni pemberian nutrisi seperti susu dan biskuit dalam setiap kegiatan Posyandu yang terintegrasi dengan program Stunting.
“Anak Balita kurang gizi itu semuanya berada di Kecamatan pedalaman,” imbuhnya.
Sementara pada Senin, 08 Maret 2021, Balita penderita gizi buruk asal Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, dilaporkan meninggal dunia dalam perawatan di RSU Cut Meutia.
“Seorang bayi umur 6 bulan asal Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan. Dengan kondisi gizi buruk. Jadi seperti kekurangan energi dan protein. Berat badan sangat rendah kemudian dipicu infeksi lainnya, sehingga satu hari kita rawat, bayi tersebut meninggal dunia,” ungkap Humas RSU Cut Meutia, Jalaluddin, kepada RRI.
Bayi malang itu sempat ditangani oleh tim dokter spesialis Anak RSU Cut Meutia serta dirawat diruang khusus Anak.
Saat dirujuk oleh Puskesmas Langkahan, kondisi si bayi sudah sangat parah keadaanmya.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i