Jakarta, Aktual.co — Sebanyak 30 sekolah di Jakarta tahun ini mulai melaksanakan Ujian Nasional (UN) dengan sistem Computer Based Test (CBT). Dengan rincian 26 SMK, 3 SMA, dan 1 SMP di seluruh Jakarta.
Namun, nada ‘miring’ menyeruak seiring pelaksanaan UN dengan sistem CBT tersebut. Dari ribuan sekolah mulai dari SMP sampai SMA/sederajat, kenapa hanya 30 sekolah yang dinyatakan siap melaksanakan UN berbasis komputer?
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman tak mau ambil pusing. Menurutnya, tidak ada batasan berupa seharusnya sekolah yang harus mengikuti UN dengan sistem CBT.
“Gak ada yang mengeluh, itu baru rintisan kok. Kalo ga ada pun ga masalah,” kata Arie saat ditemui di Balai Kota, Selasa (14/4).
Sebagai program yang baru pertamakali diterapkan, Arie berharap UN berbasis komputer ini akan sukses ditahun pertamanya, sehingga tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan program serupa ditahun berikutnya.
“Ya kita kalo bisa memang nantinya akan ditingkatkan, ya di setiap tahun akan  bertahap akan ditingkatkan. Ini kan baru rintisan yang memang, tentu lebih efesien, lebih baik,” ungkapnya.
Untuk mendapatkan hasil evaluasi, Arie menjelaskan Ujian disemua tingkat baik SMA dan SMP harus selesai terlebih dahulu. Setelah itu, Arie juga mewanti, evaluasi bukan merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan.
“Jadi nanti hasil dari evaluasi CBT dari kementerian, kita tunggu dan kemudian rekomendasinya seperti apa, baru kita selesaikan,” bebernya.
“Ya jadi orang yang ribet aja mengisukan macam-macam, padahal CBT ga ada apa-apa, apalagi sekarang juga ujian kan juga udah gak menentukan kelulusan. Jadi apa lagi yang dikhawatirkan,” sambungnya.
Sehingga menurut Arie, tidak relevan mengaitkan jumlah sekolah yang mengadakan sistem UN berbasis CBT dengan tingkat kesuksesan program CBT sendiri.
“Mau sedikit mau banyak bukan itu takerannya. ‎Ini baru namanya ujicoba, namanya rintisan, jadi ga masalah,” demikian Arie menjelaskan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid