“Seusai Pilpres, Pendiri kemudian pulihkan posisi Akom sekaligus bubarkan Presidium Depinas itu pada tahun 2015 karena memang Presidium itu beliau maksudkan hanya taktis dan sementara sifatnya.”

Presidium Depinas yang sudah bubarkan itu, kata dia bukan Ormas apalagi jika disebut sama dengan Depinas SOKSI. “Itu salah besar karena AD/ART SOKSI sejak lahir hingga sekarang hanya kenal Depinas SOKSI, bukan Presidium Depinas SOKSI! Presidium Depinas itu hanya empat orang saja yaitu Lawrence Siburian, Suriansyah, Max Tehusalawany, dan saya sendiri Robinson Napitupulu dan sekali lagi sudah dibubarkan oleh Pendiri.”

Menurut dia, tidak ada orang lain disitu karena Presidium tidak punya anggota dan tak punya Depidar dan Depicab. Bahkan tak pernah punya AD/ART sendiri. “Tetapi anehnya Lawrence membangkang pada Pendiri yang sudah membubarkannya bahkan sesudah Pendiri meninggal Lawrence pada tahun 2016 membuat akta notaris Presidium Depinas SOKSI bersama beberapa karyawannya tanpa kami ketahui. Lalu mengurus  ke menkumham dan memanipulasinya seolah-olah dirinya setara dengan Depinas SOKSI dan kemana-mana mengatakan SOKSI pecah tiga. Ini kan tipu muslihat dan manipulasi saja serta mencederai SOKSI  demi kepentingan pribadinya.”

Ironisnya, lanjut dia, ada juga orang yang terperdaya oleh tipu muslihat itu, mungkin ada titik-titik temu kepentingan sempit diantara mereka. Sebagai kader SOKSI, ajak Robin, marilah mendukung siapapun yang membawa persatuan dan kemajuan bagi SOKSI dengan taat asas pada AD/ART SOKSI sebagai konstitusi organisasi.

“Jangan cederai SOKSI demi kepentingan sempit. Jangan tertipu oleh tipu daya apapun. Jika tak suka kepada orang-orang yang yang mau menjalankan konstitusi organisasi, ya diam saja, jangan diam-diam mencederainya. Ini demi pewarisan visi perjuangan dan motivasi kelahiran SOKSI untuk perjuangan bangsa oleh para kader SOKSI yang banyak tersebar di negeri ini.”

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu