Jakarta, Aktual.co — Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp500 sangat kuat tendensinya dengan pengaruh asing.
Hal ini menyusul banyaknya ketentuan perundang-undangan hingga konstitusi yang ditabrak oleh presiden dalam memuluskan kenaikan harga BBM.
Demikian dikatakan Politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon kepada wartawan, dalam diskusi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/3).
“Jadi saya melihat kalau kita urut beberapa UU yang sangat jelas ditabrak, pertanyaan saya masih positif thinking saya kepada Jokowi, apakah karena ketidak tahuan beliau,” kata anggota DPR fraksi PDIP Effendi Simbolon, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/3).
“Kita bisa maklum juga 10 tahun PDIP berada diluar pemerintahan, beliau masih menjadi Walikota ngga ngerti, hanya ngurusin 5 kecamatan bagaimana mau ngurusin negara. Beliau sudah menjadi presiden itu sudah suratan, maka saya mengatakan inilah kelahiran presiden prematur kita, yang belum cukup menguasai permasalahan nasional maupun geopolitik intenasional,” tambah dia.
Dirinya tetap berfikir positif, apakah lantaran ketidaktahuan Jokowi, kemudian dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mendesain kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Saya positif thinking, apa ada yang mendisain beliau ini dari belakang? Di lingkaran istana dari Seskab, Sekneg, BUMN, staf kepresidenan semuanya kiblatnya kepada Wasingthon. Semua berlindung kepada Paman Sam semua, semuannya para antek-antek penjajah,” tandas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang




















































