Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Thohir mengatakan anggaran subsidi bahan bakar minyak jebol disebabkan besaran penggunaan bahan bakar jenis solar untuk PLN. Dari postur subsidi sebesar kurang lebih Rp 300 triliun, diperkirakan terpakai oleh PLN sebesar Rp 100 triliun.
Besaran itu untuk menutupi area blank spot listrik PLN diberbagai daerah, dimana diperkirakan bahan bakar solar untuk mencukupi defisit supply listrik.
“Seharusnya PLN sudah memikirkan bahan bakar alternatif lain yang lebih murah,” tegas Hafidz kepada wartawan, Kamis (4/12).
Diungkapkan, mesin pembangkit listrik PLN yang dibangun berbasiskan diesel/solar seharusnya tidak dipergunakan lagi. Selama ini PLN masih sangat konvesional cara kerjanya, padahal bahan bakar solar ini sudah lama ditinggalkan oleh negara-negara dunia.
“Sudah pasti alokasi subsidi akan jebol jika PLN tidak mengurangi penggunaan bahan bakar solar tersebut,” katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, lanjut Hafidz, harus merealisasikan janji kampanyenya pada Pilpres lalu yaang akan memaksimalkan pendapatan dari Gas Tangguh dengan lakukan renegosiasi harga gas Tangguh untuk Cina dari harga US$ 3 menjadi harga pasaran kini yaitu US$ 11.
Dengan besaran selisih sebanyak itu, jika dikembalikan ke kas negara maka defisit subsidi BBM akan teratasi dengan sendirinya. Bahkan subsidi BBM tidak perlu dikurangi.
“Ditariknya subsidi BBM sebesar 2000 rupiah saat ini tentu saja sangat membebabni rakyat miskin,” ucap politisi PAN itu.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini ada 29 juta rakyat miskin plus 70 juta rakyat yang rentan miskin. Kelompok ini sangat sensitif terhadap perubahan harga komoditas baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan kenaikan 2000 per liter, inflasi diperkirakan naik 2,8 persen diakhir tahun, maka jumlah rakyat miskin dan rentan miskin akan jatuh ke lembah kemiskinan yang lebih besar lagi.
“Orang miskin Indonesia akan melebihi dari jumlah pendukung Jokowi dalam pilpres yang lalu,” demikian Hafidz.
Artikel ini ditulis oleh: