BBM (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Aturan hukum terkait penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) memang menyebutkan ditentukan dalam tiga bulan sekali. Namun aturan tersebut justru terkesan merugikan rakyat.

Sebab, dalam beberapa waktu lalu harga minyak dunia terus turun, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM malah ogah menurunkan, karena berpatokan kebijakan penetapan harga BBM dalam tiga bulan sekali.

Menurut pengamat hukum sumber daya alam (SDA) asal Universitas Tarumanegara, Ahmad Redi, model penetapan harga BBM dalam tiga bulanan ini memang menjadi langkah Pemerintah agar tidak bertentangan dengan Keputusan Mahkamah Konsitusi (MK) beberapa waktu yang lalu.

“Akan tetapi, model itu justru telah memberikan ketidakpastian harga BBM bagi rakyat,” tandas dia kepada Aktual.com, Senin (28/3).

Untuk itu, pemerintah jangan mau ambil untung sendiri. Ketika harga minyak dunia rendah, mereka ogah untuk turunkan harga BBM karena berdalih evaluasinya berdasar tiga bulanan.

“Padahal itu risikonya besar. Baik saat harga (minyak dunia) turun atau pun naik,” tegas dia.

Pasalnya, apabila harga BBM lebih tinggi dari harga minyak dunia, maka Pertamina akan untung besar. Tapi di satu sisi rakyat akan menjerit.

Tapi ketika harga minyak dunia lebih tinggi dibanding harga penetapan dalam tiga bulanan itu, maka Pertamina atau bahkan pemerintah sendiri yang harus menutupi defisitnya itu.

“Mestinya pemerintah mau mengubah aturan itu. Sehingga rakyat tidak lagi-lagi menjadi korban. Padahal dengan harga (minyak dunia) seperti beberapa bulan lalu, harga BBM kita bisa lebih rendah lagi,” jelas Redi.

Pertamina sendiri berdasar kebijakan pemerintah baru menurunkan hargs BBM subsidi pada awal Januari lalu. Dan jika mengacu pada kebijakan tiga bulanan, maka pada awal April nanti mestinya pemerintah menurunkan lagi harga BBM.

Namun, untuk non subsidi, Pertamina sendiri baru-baru ini menurunkan harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite sebesar masing-masing cuma Rp 200 per liter.

“Penurunan ini sejalan dengan terus menurunnya harga minyak mentah dunia yang berpengaruh pada harga indeks pasar produk-produk BBM tersebut,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro belum lama ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan