Jakarta, Aktual.com — Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu menyarankan ke Kementerian ESDM dan Pertamina agar berlaku transparan dalam penentuan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pasalnya, selama ini pemerintah dan Pertamina tetap berpatokan pada penentuan harga BBM per tiga bulanan, sehingga ketika beberapa bulan lalu harga minyak dunia anjlok sangat dalam pemerintah malah tidak menurunkan harga BBM.
Kemarin, Pertamina melalui Pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar sebesar Rp500 per liter.
“Makanya, agar tidak jadi prasangka publik yang tidak-tidak, pemerintah sebaiknya harus transparan dalam penentuan penurunan harga itu,” kata dia, di Jakarta, Kamis (31/3).
Menurut dia, mekanisme penghitungan Pertamina itu harus sejelas mungkin. Mulai dari seberapa besar beban harga minyaknya, berapa pajaknya, apa saja variable yang menentukannya, sehingga sampai penghitungan pemerintah mendapat keputusan penurunan harga BBM itu sebesar Rp500.
“Penting penjelasan secara transparan ini. Jangan sampai pemerintah menentukan harga itu secara sepihak,” tegas dia.
Termasuk juga, selama ini ada penghitungan terkait MOPS, tapi dengan harga yang rendah ini apakah masih menggunakan asumsi MOPS itu. Dengan begitu publik jadi faham mekanisme penghitungan harga BBM yang digunakan pemerintah.
“Sekali diumumkan tidak apa-apa. Mekanisme penghitungan itu harus transparan tanpa ditutup-tutupi lagi. Dari pada publik menerka-nerka, kan jadi tidak bagus,” tegasnya.
Penjelasan mengenai mekanisme penurunan harga ini menjadi penting mengingat, pemerintah sendiri baru menurunkan harga BBM, sejak Januari lalu. Padahal di rentang waktu itu, harga minyak dunia turun drastis.
“Memang alasan pemerintah penentuan harga periodik per tiga bulan itu bagus. Itu jadi kepastian. Tapi menurut saya, transparansi itu sangat penting,” tegasnya.
Soal penetuan waktu per tiga bulan ini, kata Benny, pemerintah juga harus konsisten. Mengingat, ke depannnya minyak dunia akan terjadi peningkatan, sehingga jangan sampai ketika mau menaikan harga malah kurang dari tiga bulan.
“Saat harga minyak dunia turun, alasan pemerintah tidak cepat menurunkan karena ada evaluasi tiga bulan. Tapi ketika harga minyak naik, jangan seenaknya menaikan harga BBM juga atau baru sebulan kembali dinaikkan,” tandas Benny.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka