Jakarta, Aktual.co — Harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar dan bensin di Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, di tingkat pengecer mencapai Rp30 ribu per liter.

“Satu liter bensin atau solar itu Rp30 ribu,” kata Pekis Weyato, salah satu pengecer BBM solar dan bensin di Pasar Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Sabtu (29/11).

Ia mengungkapkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi jenis solar dan bensin, harga seliter Rp25 ribu, namun setelah ada pengumuman resmi, pihaknya menaikkan harga menjadi Rp30 ribu/liter.

“Kami biasa mendapatkan jatah dari Pertamina itu 70 drum dalam sebulan, dengan rincian 30 drum bensin, 30 drum solar dan 10 drum minyak tanah. Kalau untuk minyak tanah Rp25 ribu/liter,” katanya.

Weyapo salah satu tukang ojek di Tiom mengaku terpaksa membeli bensin yang mengalami kenaikan harga Rp5.000/liter dari sebelumnya Rp25 ribu/liter. “Yah, mau tidak mau, kami tetap membeli. Karena memang begitu sudah harga yang dijual oleh pengecer BBM di Tiom,” katanya.

Disinggung soal jasa angkutan ojek di dalam Kota Tiom, lelaki muda itu mengatakan tergantung kesepakatan. “Kalau hanya dekat saja itu bisa Rp30 ribu, jauh sedikit di dalam kota Rp50 ribu,” katanya.

Sementara itu, Mama Yunita Aronggear yang ditemui tak jauh dari Pasar Tiom mengeluhkan kenaikan harga BBM yang berdampak pada semua harga barang dan jasa.

“Saya beli minyak tanah itu Rp25 ribu/liter. Sementara harga sembako seperti mi instan dua bungkus Rp5.000 dan ada yang tiga bungkus Rp5.000, minuman mineral kemasan botol sedang mulai dari Rp10 ribu sampai Rp20 ribu,” katanya.

Begitu juga mengenai angkutan antardaerah yang menggunakan kendaraan jenis dua kabin, kata Mama Aronggear, tarifnya mulai Rp130 ribu – Rp150 ribu. “Dari Tiom ke Wamena atau sebaliknya Rp130 ribu – Rp150 ribu, kalau carter bisa Rp2,5 juta hingga Rp3 juta,” katanya.

Sopir angkutan antardaerah yang ditemui, Tomatoa, pria paruh baya asal Toraja, Sulawesi Selatan, mengaku tarif tersebut tidak mengalami kenaikan pascakenaikan harga BBM.

“Tarif per penumpang tetap sama tidak ada kenaikan. Kami dalam menjalankan angkutan tergantung juga dari kesepakatan dengan penumpang, yang penting kami juga tidak rugi, karena perjalanan Tiom-Wamena dan sebaliknya kurang lebih 80 kilometer,” katanya.

Tomatoa mengaku harga BBM yang naik memang kurang berpengaruh bagi sebagian orang yang mempunyai uang tetapi bagi masyarakat kecil hal itu juga menjadi masalah tersendiri.

Artikel ini ditulis oleh: