Jakarta, Aktual.com — Harga berbagai jenis beras antarpulau di Kota Ambon, Maluku mulai bergerak naik di tingkat distributor, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 tiap karung isi 25 kilo gram maupun 20 kilo gram (KG).
Namun demikian, pantauan di pasar Mardika, Selasa (11/8), para pedagang masih mempertahankan harga jual beberapa jenis beras antarpulau dengan harga rata-rata Rp12.000/kg, dan ada yang Rp11.000/kg.
Ahmad (42) pedagang sembako di lokasi pasar Mardika yang ditemui mengatakan, beras yang saya masih jual stok lama, maksudnya sudah dibeli sekitar satu minggu yang lalu, jadi masih harga lama.
“Misalnya beras Tawon dan Bulir Mas masih dijual dengan harga Rp12.000/kg pada hal ditingkat distributor harganya sudah naik sejak dua hari yang lalu rata-rata sebesar Rp10.000 hingga Rp15.000 tiap karung berisi 25 kg,” ujarnya.
Ia mengatakan, harga beras Bulir Mas di tingkat distributor pekan lalu Rp275.000/sak (25 kg) kini naik menjadi Rp285.000/sak, sedangkan Tawon naik dari Rp285.000 menjadi Rp290.000/sak (25 kg).
“Namun semua di pasar masih menjual dengan harga lama sebab stok lama, nanti setelah menjual stok yang baru dibeli dari distributor kami bingung mau patok harga berapa,” ujarnya.
Dia mengatakan, informasi yang beredar sekarang ini terjadi kenaikan harga beras disebabkan karena terjadi gagal panen hampir disebagian besar Pulau Jawa.
“Yang jelas informasi dari distributor Indo Pratama tempat saya beli tiap saat bahwa akan terjadi perubahan harga naik dan itu bisa dibuktikan sekarang ini sudah mulai terjadi di tingkat distributor,” katanya.
Sedangkan beras antarpulau lainnya seperti beras merek dua udang juga naik ditingkat distributor dari Rp237.000 menjadi Rp247.000/sak, namun ditingkat eceran masih dijual Rp11.000/kg, Padi udang Rp285.000/sak, eceran Rp12.000/kg, Phinisi Rp11.000/kg, eks Bulog Rp9.500/kg.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka