Jakarta, Aktual.co —Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menilai kenaikan harga beras saat ini tergolong tinggi, dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Maman Sudarman, mengakui harga jual beras terendah di pasar tradisional saat ini mencapai Rp9.000.
“Tahun-tahun lalu belum pernah kenaikan harga beras mencapai Rp9.000 per kilogram,” kata dia, di Bogor, Kamis (18/12).
Menurut Maman, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak harga bahan bakar minyak resmi naik pada pertengahan November lalu. Harga beras terendah untuk jenis IR 64 di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor tercatat sebesar Rp9.500 per kilogram.
Ia menilai, kenaikan harga disebabkan oleh beberapa faktor selain pengaruh kenaikan harga BBM dan cuaca, juga dikarenakan pasokan beras miskin (raskin) untuk Kota Bogor telah berakhir.
“Karena Desember ini distribusi beras raskin sudah berakhir untuk Kota Bogor, jadi masyarakat beralih ke beras di pasaran,” katanya.
Untuk menekan kenaikan harga beras di pasaran, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor melakukan operasi pasar khusus beras.
Operasi pasar telah dilakukan sejak Sabtu (13/12), tercatat hingga kini sudah 100 ton beras disalurkan di lima pasar tradisional di Kota Bogor.
Dalam operasi pasar tersebut, harga beras yang dijual Rp7.400 per kilo. Beras yang dijual sudah terbungkus seberat 15 kg dari Bulog.
“Diperkirakan musim paceklik akan terjadi sampai Januari ini, maka itu operasi pasar kita lakukan sampai batas waktu tidak ditentukan, hingga dapat menurunkan harga,” kata Maman.
Sementara itu, Dosen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB Dr Suryo Wiyono mengatakan kenaikan harga beras sudah terprediksi yang sebagian besar disebabkan oleh musim.
“Penyebabnya musim, karena saat ini semua petani baru pada nanam padi, benar sekarang kita alami paceklik,” kata Suryo.
Menurut Suryo, bila dihitung dari luasan yang ditanam yang kebanyakan lahan pertanian padi di pulau Jawa sekitar 65,5 persen, makan paceklik akan terjadi sampai Januari mendatang.
Ia mengatakan musim tanam yang terlambat dan tidak meratanya petani menanam padi sehingga membuat produksi padi menjadi berkurang.
“Masyarakat tidak perlu panik, sikapi secara wajar. Pemerintah perlu menyiapkan operasi pasar agar kenaikan harga beras dapat ditekan,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















