Seorang pria berjalan di samping tumpukan karung beras di gudang beras Bulog di Kupang, NTT, Kamis, (8/12). Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional NTT memastikan jumlah stok beras yang ada di wilayah provinsi berbasis kepulaun itu mencapai 48.720 ton dan bisa bertahan hingga enam bulan kedepan. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/pd/16.

Palu, Aktual.com – Harga beras di tingkat pengecer di Kota Palu, Sulawesi Tengah, kini melonjak tajam diduga karena belum masa panen padi di sejumlah sentra produksi di daerah itu.

Sejumlah ibu rumah tangga di kota itu, mengeluh karena kenaikan harga komoditi pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat itu di pasaran yang cukup signifikan.

“Harga beras naik cukup tajam dari sebelumnya”, keluh ibu Lena Sudamara, Minggu (21/1).

Ia mengatakan sebelumnya harga beras Bramo dan Cimandi dijual pedagang di pasar Masomba Palu rata-rata Rp480.000 per satu karung (isi 50kg), kini naik menjadi Rp510.000.

Menurut dia, kenaikan beras di pasaran cukup tinggi dan sangat dirasakan dampaknya bagi masyarakat kalangan bawah.

Hal senada juga dikeluhkan oleh ibu Ketut Babai. Ibu rumah tangga itu mengatakan kenaikan harga beras cukup memukul kalangan bawah terutama yang selama ini tidak tersentuh jatah bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun daerah.

Ia berharap harga beras yang mengalami kenaikan tersebut bisa kembali turun setelah paben tiba.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Bulog karena sudah melakukan operasi pasar selama tiga pekan terakhir ini di dua pasar tradisional di kota Palu.

Kalangan masyarakat bawah akhirnya bisa membeli beras yang dijual Bulog Sulteng karena harganya murah hanya Rp8.500/kg. “Kalau stok beras cukup banyak, tapi harganya yang naik”, katanya.

Di kawasan Pasar Masomba ada beberapa titik atau kios menjual beras Bulog jenis medium dan premium. Beras premium dijual Bulog lewat operasi pasar Rp9.000 per kg dan beras medium Rp8.500 per kg.

Sulteng termasuk daerah selama ini surplus beras.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: