Medan, Aktual.com — Harga kebutuhan pokok beras di Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami kenaikan. Akibatnya, sejumlah pengusaha rumah makan mengaku resah.
“Naiknya sejak Jumat (13/11) kemarin, ya berpengaruh sih, tapi tidak begitu besar,” ujar Ajuani (34) salah seorang pelaku usaha rumah makan, di jl. Raja Junjungan Lubis Pandan, Tapteng, kepada wartawan, Senin (16/11)
Meski kenaikan harga beras yang terjadi saat ini belum begitu besar, Arjuni mengaku dampaknya sudah mempengaruhi penghasilan rumah makan miliknya.
“Yang jelas kalau penghasilan kita sudah berkurang karena harga beras ini naik, karena kalau untuk menaikkan harga kita belum berani, nanti para pelanggan jadi pada lari, apalagi harga kita sudah tertentu hanya Rp 8.000 seporsi,”katanya.
Ajuani menambahkan, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini di Kabupaten Tapteng dikhawatirkan dapat membuat para pengusaha rumah makan kelas bawah banyak yang gulung tikar.
“Khawatir aja kalau sampai kondisi ini tidak segera diatasi rumah makan kecil seperti kita ini bisa-bisa jadi gulung tikar. Karena kalau menaikkan harga tentu kita akan ambil resiko sehingga kita tidak ada bedanya dengan rumah makan besar nantinya,”keluhnya.
Senada dengan itu, Lastri (32), pelaku usaha rumah makan kecil lainnya, juga mengeluhkan kondisi serupa. Ia berharap pemerintah dapat untuk mengendalikan harga beras sehingga harga beras dapat kembali normal.
“Kita harap pemerintah maupun Bulog dapat lah mengontrol kondisi ini, jangan sampai kenaikan harga beras yang terjadi saat ini sampai meluas sehingga berdampak pada kita pemilik rumah makan kecil seperti ini,” harapnya.
Artikel ini ditulis oleh: