Jakarta, Aktual.co —Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor hentikan operasi pasar khusus beras di sejumlah sejumlah pasar. Menyusul telah turunnya harga beras hingga 2 persen.
“Kita sudah stop pemesanan dari Bulog sejak 12 Januari,” kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Bogor, M Sinaga, di Bogor, Selasa (20/1).
Saat ini, ujar dia, harga jual beras jenis IR 64 di tujuh pasar tradisional Kota Bogor sudah turun jadi Rp8.300 per kilo gram. Penurunan terjadi sejak dua pekan terakhir dari Rp8.500 per kilo gram pekan lalu.
Disperindag telah melaksanakan operasi pasar murni selama satu bulan lebih dimulai sejak 13 Desember 2014, dan berakhir hingga 12 Januari 2015. Tercatat sebanyak 200 ton beras terjual dalam operasi pasar tersebut dengan harga Rp7.400 per kilo gram.
Kegiatan operasi pasar ini dilakukan di lima pasar tradisional di Kota Bogor yakni Pasar Bogor, Pasar Merdeka, Pasar Chunpok, Pasar Pancasan, dan Pasar Gang Out. Beras cadangan Bulog ini disalurkan oleh koordinator operasi pasar Dewi Sri di Pasar Bogor.
Operasi pasar dilakukan karena harga beras mengalami kenaikan cukup signifikat mencapai 10 persen yakni Rp9.500 per kilo gram. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.
Salah satu faktor penyebab naiknya harga beras selain karena kenaikan harga BBM bersubsidi pada November 2014 lalu, juga karena pengaruh cuaca yang mempengaruhi musim tanam di senta-sentra pertanian padi.
Menurut Sinaga, turunnya harga beras selain karena intervensi beras Bulog melalui operasi pasar, juga adanya penurunan harga BBM yang terjadi dua kali dalam sebulan.
“Penyaluran beras miskin (Raskin) untuk Kota Bogor juga sudah dilakukan, ini mendorong harga beras ikut turun,” katanya.
Sinaga menambahkan, selain beras, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Bogor juga cenderung turun dengan penurunan rata-rata sekitar 2 persen untuk masing-masing jenis sembako, seiring dengan turunnya harga BBM.
Artikel ini ditulis oleh:














