Pedagang membersihkan cabai rawit di Pasar Beringharjo, DI Yogyakarta, Rabu (4/1). Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional kota Yogyakarta melonjak dari harga Rp.32 ribu menjadi Rp.90 ribu dipicu hasil panen membusuk karena musim penghujan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pd/17.

Pekalongan, Aktual.com – Harga cabai rawit merah di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terus merangkak naik hingga menembus Rp140 ribu per kilogram.

Sejumlah pedagang sembako di Pasar Kajen Pekalongan, di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa harga cabai terus merangkak naik secara bertahap seiring dengan menipisnya pasokan komoditas yang terasa pedas itu di pasaran.

“Saat ini, harga cabai rawit merah sudah menembus Rp140 ribu/ kilogram dan diperkirakan akan terus naik jika pasokan barang berasa pedas ini langka di pasaran,” kata pedagang bumbu, Uswatun.

Ia mengatakan kenaikan harga cabai yang terus “meroket” ini karena diperkirakan faktor kondisi cuaca sehingga banyak petani cabai mengalami gagal panen.

“Pada kondisi normal, pasokan cabai lancar. Akan tetapi, hampir dua hari terakhir ini pasokan cabai menghilang sehingga harganya melonjak hingga mencapai Rp140 ribu/kg,” katanya.

Menurut dia, menghilangnya pasokan cabai ini, juga berpengaruh terhadap cabai busuk yang tetap diminati oleh konsumen.

“Masyarakat terpaksa membeli cabai yang kondisinya sedikit busuk meski harganya masih relatif mahal dibanding saat kondisi normal. Harga cabai agak busuk masih mencapai sekitar 50 persen dari harga cabai yang kualitasnya bagus,” katanya.

Pedagang bumbu, Nuramah mengatakan sepekan sebelumnya, harga cabai masih sekitar Rp80 ribu/kilogram kemudian naik menjadi Rp100 ribu/kg dan saat ini menembus Rp140 ribu/kg.

“Kenaikan harga cabai ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Sebagian besar, konsumen yang membeli cabai adalah pedagang nasi goreng, nasi pecel, dan pemilik warung makan,” katanya.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby