Jakarta, Aktual.co — Harga komoditi cabai di Jambi belum juga stabil atau fluktuatif, karena kebutuhan per malam khusus di pasar Angsoduo saja mencapai 20 ton, sementara pasokannya hanya sekitar 10 ton.
Komoditas cabai itu pun dipasok dari lubuk Linggau, Medan dan Magelang, kata Kasi Bina Usaha dan Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, M Zaini, Minggu (14/12).
Dijelaskan, harga cabai di Jambi masih terus fluktuatif antara Rp65 ribu hingga di atas Rp100 ribu/kilogram.
Saat rapat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi beberapa waktu lalu, Disperindag, kata Zaini telah menyiasati kenaikan harga cabai ini dengan memanfaatkan pasar lelang forward dan spot, bahkan telah mempersiapkan stok cabai dari daerah Magelang.
Disperindag Provinsi Jambi juga menyiasati kenaikan harga cabai ini dengan memanfaatkan industri hilir sebagai penyedia komoditas tersebut.
“Konsep industri hilir ini, bagaimana kita membangun industri dengan bahan baku cabai. Jadi ketika panen raya, cabai yang ada disalurkan ke industri hilir dengan menjadikannya saos, bubuk cabai dan cabai giling. Sehingga nanti ketika terjadi paceklik cabai, produk tersebut bisa digunakan,” kata Zaini.
Untuk produk saos, katanya, sudah dioperasikan di Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari. Sedangkan bubuk cabai dan cabai giling akan diarahkan di Kayu Aro Kerinci karena di sana merupakan sentra terbesar cabai di Jambi.
Menurut Zaini, Dinas Pertanian Provinsi Jambi saat rapat bersama TPID juga telah melaporkan bahwa saat ini luas lahan cabai di Jambi hingga Desember 2014 tercatat 3.009 hektare, dengan lahan panen seluas 2.862 hektare.
Namun, karena kemarau panjang dan kenaikan biaya angkut akibat kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu, menyebabkan pasokan cabai menjadi kurang lancar. Bahkan dengan kondisi saat ini petani sedang tidak menanam cabai sama sekali.
“Ada sebagian yang panen, tapi jujur saja itu tidak mencukupi kebutuhan cabai di daerah kita. Seperti cabai panenan dari Merangin, lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat,” ungkap Zaini.
Disperindag dan Dispertan melalui program Kementerian Pertanian telah menyiasati kenaikan harga cabai dengan menyalurkan bantuan 1.500 polybag bibit cabai.
“Bantuan 1.500 polybag bibit cabai ini nantinya akan dikembangkan dengan konsep kebun keluarga, manfaatnya untuk mengantisipasi kenaikan inflasi cabai ini,” kata Zaini.
Seperti bocoran yang disampaikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jambi, saat ini cabai menjadi penyumbang terbesar inflasi di daerah setempat, dengan persentase 1,9 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
















