Jakarta, Aktual.com — Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan bahwa Pemerintah telah menyepakati langkah guna menyelamatkan petani sawit akibat penurunan harga Crude Palm Oil (CPO). Langkah tersebut dikemas dalam mandatori biodiesel yang menginstruksikan para BUMN akan meningkatkan serapan Bahan Bakar Nabati (BBN) tersebut hingga 4 kali lipat di 2016.
“Barusan kami selesai rapat dipimpin Pak Menko Perekonomian. Hadir juga Ibu Rini Menteri BUMN, Menperin, dan lainnya. Rapat hari ini membahas penurunan harga CPO. Kita bahas upaya-upaya kita untuk menyelamatkan petani sawit akibat penurunan harga itu. Kita sudah punya jawabannya yaitu dengan mandatori biodiesel,” kata Rida saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/9).
Ia menjelaskan, mengingat penyerapan biodiesel paling banyak dilakukan oleh BUMN yakni Pertamina untuk biosolar di SPBU dan PLN untuk pembangkit listrik. Maka telah disepakati beberapa hal terkait upaya penerapan biodiesel sampai akhir 2015 dan rencana peningkatan biodiesel pada 2016. Dimana Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit pada saatnya akan membayar selisih harga biodiesel.
Direktur Utama BPDP Bayu Krisnamurthi membenarkan jika memang pemerintah akan memberikan subsidi biodiesel kepada PT PLN (Persero), selaku penguna biodiesel.
“Sebelumnya selisih harga yang didukung oleh BPDP sawit itu hanya untuk keperluan PSO. Tapi tadi diputuskan mulai 1 Oktober, maka dukungan itu diberikan juga kepada PLN,” ujar Bayu.
Dukungan tersebut membuat dana subsidi biodiesel naik jadi Rp500 miliar menjadi Rp2,5 triliun. Dukungan tersebut digunakan untuk membayar selisih harga antara FAME dengan MOPS solar. Saat ini selisih harga keduanya sekitar Rp 2.500 per liter.
Apabila harga minyak dunia tahun depan tetap rendah, sementara harga sawit rebound, maka kebutuhan untuk dana subsidi pun akan meningkat.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan