Jakarta, Aktual.co — Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu komoditi yang memimpin ekspor non-migas Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan produsen utama CPO mengalahkan Malaysia.
Seperti dilansir Jurnal Ekonomi Bank Indonesia (BI), pergerakan harga CPO dunia mempengaruhi nilai ekspor Indonesia. Semakin tinggi harga CPO dunia, semakin tinggi pula cadangan devisa yang dihasilkan. 
“Kenaikan harga CPO domestik dapat mempengaruhi peningkatan uang beredar di tangan masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan inflasi yang akhirnya memengaruhi apresiasi nilai tukar riil Rupiah.” tulis peneliti BI, Hilda Aprina, Minggu (23/11).
Lebih lanjut dikatakan Hilda, pertumbuhan CPO dunia sebesar 10 persen akan mengakibatkan nilai tukar riil turun 1,2 persen. Artinya saat harga CPO dunia meningkat, nilai tukar riil Rupiah akan terapresiasi.
“Dengan meningkatnya harga CPO dunia, maka nilai ekspor juga akan meningkat sehingga akan meningkatkan cadangan devisa. Membengkaknya cadangan devisa mengakibatkan jumlah uang beredar tumbuh 0,68 persen. Hal ini dapat menyebabkan kinerja moneter terekspansi melebihi kapasitas produksi ekonomi yang berakhir pada inflasi sebesar 0,97 persen,” pungkasnya.
Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan seluruh stakeholder harus mengupayakan agar Indonesia dapat menjadi salah satu patokan harga CPO dunia. 
Selain itu, pemerintah juga dapat mengupayakan pemberian insentif pada industri hilir CPO yang menghasilkan produk turunan CPO, seperti biodiesel. Sehingga mendorong pengusaha untuk mengekspor produk turunan CPO yang memiliki nilai tambah lebih besar.

Artikel ini ditulis oleh: