Pedagang membereskan daging di pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10). Kementerian Perdagangan (Kemdag) lamban memberi Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada 39 perusahaan penggemukan sapi (feedloter). Hal ini berpeluang menyebabkan krisis harga daging sapi akibat minimnya pasokan sapi pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Harga daging sapi di pasar-pasar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertahan Rp117.500 per kilogram karena stok cukup untuk memenuhi permintaan.

“Permintaan stabil, pengiriman pasokan juga lancar tak ada masalah dalam pengirimannya,” kata Kabid Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindagkop Pangkalpinang, Eka Subehi, Sabtu (22/10).

Ia mengatakan, gejolak harga daging sapi biasanya terjadi karena permintaan meningkat.

“Seperti saat menjelang Lebaran Idul Fitri permintaan sangat meningkat dan itu berdampak langsung terhadap kenaikan harga daging yang cukup signifikan,” ujarnya.

Menurut dia, untuk memenuhi permintaan pelaku usaha masih mengandalkan tambahan stok dari luar daerah seperti dari beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sumatera.

“Untuk menjaga kestabilan harga pedagang perlu memasok dari luar daerah sebab minat warga mengembangkan usaha peternakan sapi di daerah ini masih rendah,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantau untuk memastikan harga masih dalam batas kewajaran dan daging yang dijual layak untuk dikonsumsi.

“Untuk saat ini daging yang dijual di pasar-pasar di kota ini masih layak untuk dikonsumsi, jika kedapatan pedagang yang berlaku curang mereka akan menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka