Menteri ESDM Sudirman Said (kiri) bersama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengumumkan harga baru bahan bakar premium dan solar di Jakarta, Rabu (23/12). Pemerintah menurunkan harga bahan bakar jenis premium sebesar Rp 150 per liter, yaitu dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 5.950 per liter berlaku mulai 5 Januari 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Sorotan publik terhadap penawaran Divestasi saham sebesar 10,64 persen dengan harga mencapai USD1,7 oleh pihak PT Freeport kepada pemerintah Indonesia dirasa ketinggian.

Menurut direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara, bahwa harga tersebut jelas terlampau mahal dan tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

“Itu jelas sangat mahal,” tulis Marwan melalui pesan elektronik kepada Aktual.com, Selasa (19/1).

Sejauh ini berdasarkan keterangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa pemerintah belum membahas hal tersebut.

Namun ia memastikan bahwa pemerintah akan menghitung kembali atas nominal yang ditawarkan oleh pihak Freeport.

“Kita belum membicarakannya masalah itu, harganya semua itu harus dihitung lagi, bagaimana metode mereka menghitungnya,” kata Darmin saat ditemui di kantornya.

Diketahui pihak Freeport telah mengirim surat penawaran Divestasi 10,64 persen Kepada Kementerian ESDM tertanggal Rabu, (13/1).

Dalam kalkulasinya, nilai 100 persen saham PT Freeport Indonesia diklaim mencapai USD16,2 atau setara Rp225,18 triliun dengan kurs Rp 13,900. Dengan demikian, harga dari 10,64 persen saham sebesar USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan