Jakarta, Aktual.co — Harga telur ayam di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merangkak naik dari Rp18 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kilogram sejak kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
“Saat ini, harga telur ayam mencapai Rp22 ribu per kilogram. Kenaikan harga tersebut terjadi sejak harga BBM (bahan bakar minyak) pada bulan November 2014 yang disusul kenaikan harga elpiji 12 kilogram pada awal Januari 2015,” kata salah seorang pemilik warung sembako, Mumun, di Cilacap, Rabu (14/1).
Pasca kenaikan harga BBM, harga telur ayam yang semula Rp18 ribu/kg naik menjadi Rp19 ribu/kg dan selanjutnya bertahan di kisaran Rp20 ribu/kg hingga awal Januari 2015.
Menurut dia, kenaikan harga telur itu disebabkan biaya distribusi dari peternak bertambah seiring dengan kenaikan harga BBM.
“Sejak awal Januari, harga BBM memang turun tapi harga elpiji 12 kilogram naik sebesar Rp25 ribu per tabung. Padahal peternak membutuhkan elpiji 12 kilogram untuk menghangatkan ayam di kandang sehingga mereka menaikkan harga jual telur,” katanya.
Dia mengaku hanya mengambil keuntungan sebesar Rp2.000/kg dari harga di tingkat peternak. Harga telur naik dari Rp20 ribu/kg menjadi Rp21 ribu/kg pekan pekan lalu dan sejak hari Selasa (13/1) naik lagi menjadi Rp22 ribu/kg.
“Kemungkinan harga telur masih akan merangkak naik karena permintaan dari masyarakat sangat tinggi,” katanya.
Pedagang sembako lainnya, Narsiti mengakui bahwa kenaikan harga telur ayam dipengaruhi oleh kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
“Kebetulan saudara saya beternak ayam petelur, dia mengeluhkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram. Padahal, peternak dilarang menggunakan elpiji 3 kilogram,” katanya.
Selain telur ayam, kata dia, kenaikan harga juga terjadi pada beras IR-64 kualitas medium yang telah mencapai kisaran Rp9.000-Rp9.500/kg.

Artikel ini ditulis oleh: