Jakarta, Aktual.co — Harga emas berhasil rebound atau melambung dari level terendahnya selama satu bulan terakhir. Hal ini karena adanya rilis data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan dan Dolar AS yang lebih kuat. Meskipun demikian, emas masih mencatat kerugian mingguan ketiga secara berturut-turut.
Institut of Supply Management mencatat indeks aktivitas pabrik turun menjadi 55,5 pada Desember 2014. Ini adalah angka terendah dalam enam bulan dan jauh di bawah ekspektasi.
Ahli strategi pasar di RJO Futures, Eli Tesfaye mengatakan akibat rendahnya data tersebut timbul spekulasi bahwa The Federal Reserves AS akan menunda kenaikan suku bunganya. Hal itu karena pelemahan ekonomi luar negeri mulai menghambat perekonomian AS.
Rebound terjadi setelah spot emas turun ke level terendah satu bulan di USD1.168 per ons karena Dolar AS naik ke level tertinggi dalam hampir lima tahun terakhir. Sebagian besar karena Euro lebih rendah selama empat tahun terakhir, setelah pengumuman bahwa Bank Sentral Eropa akan mengambil langkah-langkah stimulus moneter.
“Setiap jenis kebijakan akan memperlambat bullish untuk logam mulia. Emas masih menunjukkan tanda kekuatan bahkan dengan Dolar yang kuat,” ujar Tesfaye seperti dilansir Reuters, Minggu (4/1).
Empat jenis spot naik 0,2 persen ke USD1.1837,76 per ons dari level terendahnya, USD1.168per ons. Sedangkan emas berjangka naik 0,2 persen ke USD1.186,20 per ons.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid
















