Pekalongan, 25/2 (Antara) – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional Pekalongan, Jawa Tengah, menilai harga gabah kering panen di tingkat para petani masih relatif tinggi pada kisaran Rp3.700 per kilogram.
Kepala Perum Bulog Subdivre Pekalongan, Muhson Sceha di Pekalongan, Sabtu, mengatakan saat ini Bulog masih terus memantau perkembangan harga gabah di tingkat petani sekaligus melakukan penyerapan gabah maupun beras.
“Masih tingginya harga gabah kemungkinan akibat pengaruh masa panen padi yang tidak serentak dan kondisi cuaca yang menyulitkan pengeringan gabah milik petani,” katanya.
Ia mengatakan kendati harga gabah masih relatif tinggi, Bulog melalui beberapa mitra kerja melakukan pembelian atau penyerapan gabah milik petani meski ada kesulitan dalam penjemuran gabah.
“Saat ini, kami sudah melakukan pembelian gabah milik petani meski belum secara maksimal akibat kondisi cuaca yang masih sering terjadi hujan,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan harga gabah kering panen (GKP) di penggilingan sebesar Rp3.700/kg, gabah kering giling (GKG) di gudang bulog Rp4.600/kg, dan harga pembelian beras dalam negeri Rp7.300 kg.
Menurut dia, pada tahun ini Bulog akan menerapkan metode baru untuk pengadaan beras, yaitu dengan “Any Quality and Any Price” yang merupakan pengadaan komersial.
Metode tersebut, kata dia, akan memberikan kemudahan pada kelompok petani atau mitra kerja pengadaan yang membawa beras dengan kualitas berbeda-beda dan tidak membawa pulang kembali barang yang sudah dibawa.
“Kendati demikian, beras akan tetap dibeli dengan harga sesuai dengan kualitasnya. Jadi jika beras yang dibawa kualitasnya lebih baik dari beras standar maka akan dibeli dengan harga yang lebih tinggi dan sebaliknya jika beras dengan kualitas yang lebih rendah maka akan dibeli dengan harga yang lebih rendah,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara