Petani memanen garam di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (8/8). Petani garam rakyat berharap pemerintah agar tidak memberikan kemudahan perizinan kepada pengusaha untuk mengimpor garam sehingga produksi garam rakyat pada musim tahun ini terserap sepenuhnya. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Petani garam Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, keluhkan harga yang semakin anjlok dan sudah menyentuh Rp200 per kilogram dan untuk meminimalisasi kerugian petani timbun garam di tambak dan pinggir jalan.

Seorang petani garam Taryudi, mengaku penurunan harga garam tahun ini sangat memberikan efek bagi para petani.

“Dalam satu minggu ini saja sudah turun, kemaren per kilogramnya Rp220 dan sekarang Rp200,” kata Taryudi, Sabtu (5/12).

Untuk menanggulangi kerugian, para petani garam lebih memilih menimbun hasil panen mereka di tambak dan pinggir jalan.

Penurunan harga garam pada musim panen tahun ini terus terjadi yang semula harga per kilogram Rp600 rupiah sekarang sudah menyentuh angka Rp200 rupiah.

Sementara itu, pengepul garam Warto menuturkan, untuk musim panen kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena sekarang garam melimpah dan permintaan berkurang itu juga disebabkan adanya garam impor yang masuk.

“Sekarang ini para petani panennya melimpah dan kami untuk menjualnya sulit karena permintaan sekarang menurun drastis,” ujarnya.

Ia juga menimbun garam yang dibeli dari petani, tujuannya mengharap ketika musim hujan datang harga garam bisa naik dan stabil.

“Dulu saya bisa mengirim garam ke luar pulau Jawa sampai 200 ton per bulan sekarang sudah tidak pernah ngirim lagi, paling saya kirim ke daerah Jawa Barat saja,” tambah Warto.

Artikel ini ditulis oleh: