Aceh, Aktual.com – Harga jual garam lokal di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengalami kenaikan dari Rp5.000 per kg menjadi Rp10.000 per kg karena mengikuti tren kenaikan harga garam beryodium kemasan dari distributor di Medan, Sumatera Utara.
Salah seorang pedagang di Kompleks Pasar Bina Usaha, Diky, di Meulaboh, Minggu, mengatakan garam lokal yang dijual merupakan pasokan dari kabupaten tetangga yang diproduksi masyarakat secara tradisional dari Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh.
“Barangnya dari Sigli, harganya mulai naik setelah beberapa minggu lalu karena terjadi kenaikan harga garam kemasan. Saat ini garam yodium barangnya sudah ada, tapi harganya bertahan tinggi sejak kenaikan usai lebaran,” katanya ditemui di pasar itu.
Semenjak terjadi kenaikan harga garam kemasan, masyarakat di daerah itu, lebih banyak mencari garam lokal atau garam kampung sebab secara cita rasa lebih lumayan terasa asin garam lokal, tapi masyarakat selama ini tidak banyak menggunakannya karena dijual dalam bentuk kiloan.
Sedangkan garam beryodium sudah dijual dalam bentuk kemasan dan diproduksi lebih modern dari luar, masyarakat di Aceh umumnya membeli garam hanya untuk bumbu dapur, beda halnya untuk kebutuhan industri, seperti usaha pengolahan ikan asin, pabrik es serta nelayan untuk melaut.
Diky menyatakan, selama terjadi gejolak kenaikan harga garam, pasokan distributor kepada mereka juga sangat terbatas, biasanya 500 zak atau 250 kilogram untuk penjualan tiga bulan, namun kini hanya memperoleh 50 zak.
“Sekarang ini, garam kemasan juga sulit laku karena mahal. Pembeli lebih memilih garam kampung karena harga terjangkau dan murah untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun bumbu dapur. Garam kemasan kadang sulit ditemukan, kata beberapa pembeli,” ujarnya lagi.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby