Jambi, Aktual.com – Nelayan mengeluhkan harga jual udang ketak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi menurun drastis dari Rp80.000/ ekor menjadi Rp20.000.
“Harga jual udang ketak menurun drastis, pengepul membeli dari nelayan kisaran harga Rp20 ribu sampai Rp35 ribu untuk ukuran udang yang besar,” kata Effendy, nelayan di Tanjung Jabung Barat, Minggu (30/8).
Biasanya udang ketak ukuran besar dihargai Rp80.000 sampai Rp90.000 per ekor sedangkan untuk udang ukuran paling kecil di hargai Rp5.000. Sementara saat ini untuk udang ukuran kecil hanya dihargai Rp1000/ekor.
Harga jual udang ketak yang menurun drastis tersebut, menurut dia, tetap memaksa nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pergi mencari udang ke laut karena tak ada mata pencaharian lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ya mau tidak mau tetap ke laut mencari udang, karena tidak ada penghasilan lain,” kata Effendy.
Turunnya harga udang ketak tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, ujarnya, meski perolehan udang di laut tidak seberapa, saat harga udang normal masih mendapatkan hasil. Namun saat ini perolehan udang di laut harus banyak, jika tidak nelayan akan alami kerugian.
Dia mencontohkan, saat kondisi harga udang normal, dengan hanya memperoleh 7 ekor udang ukuran besar penghasilan dalam sehari berkisar Rp595 ribu. Namun untuk kondisi saat ini, jika hanya mendapat 7 ekor udang ukuran besar penghasilan hanya Rp140 ribu.
“Belum lagi modal membeli minyak untuk perahu, penghasilan bersih hanya berkisar Rp70 ribu, itu jika dapat udang, jika tidak kita hanya bisa mengelus dada,” katanya.
Dia menyatakan, turunnya harga udang tersebut disebabkan pengiriman udang yang terbatas karena ter dampak pandemi COVID-19. saat kondisi biasa, pengepul udang ketak di daerah itu tidak membatasi pembelian udang. Sementara saat ini pengepul udang di daerah membatasi pembelian karena pengiriman udang yang terbatas.
Ketua Kelompok Nelayan Sumber Rezeki A.Roni mengatakan, kondisi tersebut terjadi sejak pandemi COIVD-19 terjadi. Meski harga udang ketak sempat alami kenaikan namun tidak terjadi dalam kurun waktu yang lama.
“Awal awal pandemi COVID-19 harga udang ketak menurun drastis, sempat alami kenaikan harga pada bulan Juli namun saat ini menurun lagi,” katanya.
Dia, berharap harga udang ketak dapat kembali normal, sebab hampir 50 persen warga di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat penghasilannya dari mencari udang ketak di laut.
Selain harga udang yang menurun drastis, kondisi cuaca saat ini juga tidak bersahabat. Pasalnya gelombang di laut saat ini dalam kondisi gelombang besar. Dengan kondisi tersebut untuk mencari udang ketak di laut lebih sulit. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin