Kontributor inflasi pada Oktober terutama berasal dari komoditas “volatile food” atau komponen bergejolak, yaitu beras, cabai merah, kacang panjang, dan ikan mujair.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Fadhil Nugroho mengakui jika realisasi inflasi pada bulan Oktober di kota Purwokerto tidak sesuai dengan prediksi.
Dalam hal ini, BI memprediksi Kota Purwokerto pada Oktober akan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen karena berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH), beberapa komoditas “volatile food” cenderung mengalami penurunan harga, seperti bawang merah dan bawang putih.
Sementara untuk beras yang saat itu telah mengalami kenaikan harga, diprediksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembentukan angka inflasi karena cukup banyaknya komoditas yang mengalami deflasi.
“Kami tidak menyangka bahwa kenaikan harga beras sampai akhir Oktober mencapai 5,7 persen, cukup tinggi. Semula kami prediksikan kenaikannya hanya 3 persen,” kata Fadhil.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara