Ia menyatakan berbagai pabrik seharusnya bisa menampung hasil petani karena para pabrik juga membutuhkan bahan material dan bahan mentah untuk diolah menjadi CPO.

Sebagaimana diwartakan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terus melakukan berbagai upaya agar harga tandan buah segar (TBS) sawit petani membaik.

Ketua Umum III Gapki Susanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/8), mengatakan rendahnya harga TBS sawit mengakibatkan petani malas untuk mengelola kebunnya sehingga mereka tidak memiliki penghasilan tetap.

“Kami akan terus menerus dan tidak pernah lelah untuk melakukan berbagai pembenahan dalam industri ini, agar harga TBS bisa membaik dan masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari perkebunan sawit bisa sejahtera,” kata Susanto.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan menekankan bahwa perkebunan sawit telah membantu Indonesia dalam meraih Target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030.

“Karena sawit ini menyangkut masalah ‘no poverty’, SDGs nomor satu, jadi ya mereka harus sadar bahawa dampaknya itu terhadap kemiskinan jadi akan besar kalau sampai itu di-banned atau di-passing out dari Eropa,” kata Luhut usai berpidato dalam seminar Badan Lingkungan Hidup PBB (UN Environment) di Jakarta, Senin (20/8).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara