Jakarta, Aktual.com – Aksi jual atau ambil untung (profit taking) sepertinya masih akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini.
Jika aksi jual masih marak, sekalipun ditopang sentimen harga komoditas yang mulai menaik serta adanya capital inflow, tetap saja IHSG berpotensi untuk melemah.
“Potensi berlanjutnya aksi jual ini diperkirakan akan menekan laju IHSG menuju support terdekatnya di level 4839,” terang analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, dalam analisis hariannya, Senin (13/6).
Menurut dia, sejauh ini laju IHSG memang masih berada pada pola uptrend atau penguatan jangka pendek.
“Sehingga support 4.839 terlihat masih akan coba diuji, apalagi masih ada tekanan yang terjadi,” papar dia.
Sebelumnya, lanjut William, potensi penguatan IHSG juga sudah mulai ada. Akan tetapi, aksi jual sepertinya cukup besar, sehingga berpotensi menghambat laju IHSG untuk membentuk pola kenaikan jangka pendeknya.
“Sentimen global seperti kenaikan harga komoditas dan potensi tertundanya kenaikan suku bunga Federal Reserve AS akan sebetulnya berpotensi menjadi sentimen positif IHSG,” jelas dia.
Selain itu, jika melihat dari sisi capital inflow, pergerakan IHSG justru berpotensi akan berbalik arah menguat untuk menembus target resisten terdekat di level 4.945.
Peluang penguatan pada IHSG juga akan dipengaruhi katalis positif dari tren apresiasi rupiah terhadap dollar AS.
“Kendati memang menjelang Lebaran itu ada fenomena peningkatan kebutuhan valuta asing. Sehingga akan menekan rupiah,” ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, adanya potensi penguatan IHSG di tengah tekanan aksi jual, maka para pelaku pasar disarankan untuk mengakumulasi saham berikut ini, yaitu KLBF, WTON, SMCB, TBIG, BBNI, BMRI, INDF, UNVR dan ASII.
Artikel ini ditulis oleh: